Haluannews Ekonomi – Penurunan premi asuransi umum dan jiwa selama dua bulan pertama 2025 menjadi sorotan. Haluannews.id mengungkap, penyesuaian di sektor asuransi kesehatan menjadi biang keladinya. Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, mengungkapkan penurunan premi asuransi komersial sebesar 0,94% secara tahunan (yoy) pada Februari 2025, menyusul penurunan 4,1% yoy pada Januari.
Related Post
Pendapatan premi asuransi umum mencapai Rp32,35 triliun, sementara asuransi jiwa mencapai Rp22,4 triliun. Produk endowment memimpin pendapatan premi jiwa (30,71%), diikuti asuransi kesehatan (Rp7,83 triliun atau 24,2%). Di sektor umum, harta benda dan properti mendominasi, disusul kendaraan bermotor dan produk kesehatan.
Ironisnya, penurunan terjadi di sektor asuransi kesehatan, padahal sebelumnya mengalami peningkatan signifikan (55%). Ogi menjelaskan, "Penurunan premi dua bulan pertama, khususnya asuransi kesehatan, terkait penyesuaian ketentuan. Ini perlu kolaborasi ekosistem, termasuk kementerian, BPJS Kesehatan, dan pelaku usaha kesehatan."
Rasio klaim yang turun dari 97,5% (2023) menjadi 71,2% (2024) —belum termasuk biaya operasional (10%-25%)—juga turut berperan. Ogi menambahkan, "Penurunan rasio klaim 2025 disebabkan beberapa perusahaan asuransi melakukan repricing premi." Inflasi medis yang tinggi (10,1% di 2024, jauh di atas inflasi umum 3%) menjadi pendorong penyesuaian premi.
Kesimpulannya, penurunan premi asuransi di awal 2025 merupakan dampak kompleks dari penyesuaian regulasi, rasio klaim, dan inflasi medis yang tinggi. Perlu strategi kolaboratif untuk menjaga keseimbangan industri asuransi.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar