Haluannews Ekonomi – Investasi emas kembali menjadi sorotan di tengah gejolak ekonomi global. Harga emas yang terus meroket, bahkan menembus angka Rp 1,7 juta per gram, membuat banyak orang berlomba-lomba mengamankan aset mereka dalam bentuk logam mulia. Namun, kisah keluarga Batak Sisingamangaraja ini menjadi bukti nyata sekaligus ironi bagaimana investasi emas yang terakumulasi selama ratusan tahun bisa lenyap seketika.

Related Post
Keluarga Sisingamangaraja, yang berkuasa di Negeri Toba dari tahun 1530 hingga 1876, menorehkan sejarah panjang selama 12 generasi atau 346 tahun. Kekayaan mereka bermula dari monopoli perdagangan kapur barus, komoditas bernilai tinggi yang diperdagangkan hingga ke pasar global. Kekaisaran ini bukan hanya menguasai perdagangan, tetapi juga memonopoli pasar kapur barus di Sumatra Utara.

Uniknya, kekayaan melimpah ini tak digunakan untuk hidup mewah. Generasi demi generasi keluarga Sisingamangaraja memiliki kebiasaan unik: menabung emas dan perhiasan. Menurut catatan Augustin Sibarani dalam "Perjuangan Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII" (1988), Raja-raja Sisingamangaraja gemar mengoleksi berlian biru dari Ceylon dan intan-intan besar seukuran telur burung.
Puncaknya, ketika serangan pasukan Padri terjadi pada tahun 1818, terungkaplah harta karun keluarga ini. Mangaraja Onggang Parlindungan dalam "Tuanku Rao" (1964) mencatat, penyerang berhasil merampas emas yang diangkut menggunakan 17 ekor kuda, masing-masing membawa sekitar 60 kg emas. Totalnya mencapai 1 ton emas, setara dengan Rp 1,6 triliun saat ini!
Ironisnya, ini belum termasuk emas yang berhasil diselamatkan keluarga Sisingamangaraja dan disembunyikan di tempat rahasia. Setelah kekuasaan Sisingamangaraja berakhir di generasi ke-12 dengan tewasnya Sisingamangaraja XII, harta karun tersebut jatuh ke tangan orang lain, bahkan konon sampai ke tangan Ratu Victoria di Inggris. Augustin Sibarani mencatat, perhiasan tersebut kemungkinan dibawa oleh seorang mantan tentara Padri yang melarikan diri ke Kelang, Malaysia, dan menjualnya di sana.
Kisah ini menjadi pelajaran berharga tentang pengelolaan kekayaan dan risiko investasi, betapapun amannya aset yang diinvestasikan. Kehilangan harta karun 1 ton emas keluarga Sisingamangaraja menjadi bukti nyata betapa rapuhnya keamanan aset, bahkan untuk kekayaan yang terakumulasi selama berabad-abad.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar