Haluannews Ekonomi – Kisah sukses Gudang Garam, salah satu produsen rokok kretek terbesar di Indonesia, ternyata berawal dari sebuah perselisihan keluarga. Tjoa Jien Hwie, pendiri Gudang Garam, mengawali karirnya di pabrik rokok kretek Cap 93 milik pamannya di Kediri pada tahun 1950-an.

Related Post
Di Cap 93, Tjoa menunjukkan bakatnya dalam mengembangkan bisnis rokok. Penjualan rokok meningkat pesat berkat strategi yang ia terapkan. Selama bekerja di sana, Tjoa juga mempelajari seluk beluk pembuatan kretek berkualitas tinggi yang disukai banyak orang.

Namun, perbedaan pandangan antara Tjoa dan pamannya memicu konflik. Ada dua versi cerita yang beredar. Pertama, pamannya tidak setuju dengan ide ekspansi yang diajukan Tjoa. Kedua, Tjoa menuntut pembagian saham perusahaan, yang ditolak oleh pamannya.
Pada tahun 1956, Tjoa memutuskan untuk keluar dari Cap 93. Ia tidak sendiri, sekitar 50 karyawan setia ikut bersamanya. Dengan dukungan para pengikutnya, Tjoa memulai bisnis rokok rumahan dengan merek Inghwe. Ia bahkan menggunakan jalur distribusi Cap 93 untuk memasarkan produknya.
Langkah cerdik ini membuahkan hasil. Bisnis Tjoa berkembang pesat hingga akhirnya ia mendirikan Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam pada 26 Juni 1958. Rokok pertama yang diproduksi adalah "Gudang Garam Kuning". Logo perusahaan, yang terinspirasi dari mimpi Tjoa tentang gudang garam, menjadi ikon yang dikenal luas hingga mancanegara.
Gudang Garam dengan cepat mampu menyaingi Cap 93. Pada awal berdirinya, Gudang Garam telah mampu memproduksi 50 juta batang rokok dengan mempekerjakan ratusan buruh. Puncak kejayaan Gudang Garam terjadi pada era 1960-an, menjadi salah satu produsen kretek terbesar di Indonesia. Selain kretek, rokok filter Gudang Garam, seperti Surya, juga sangat populer.
Setelah Tjoa Jien Hwie atau Surya Wonowidjojo meninggal dunia pada tahun 1985, bisnis Gudang Garam diteruskan oleh keturunannya, Susilo Wonowidjojo. Hingga kini, Gudang Garam tetap eksis dan menjadi salah satu perusahaan rokok yang memberikan kontribusi besar bagi negara melalui cukai rokok. Keluarga Wonowidjojo pun termasuk dalam jajaran keluarga terkaya di Indonesia.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar