Haluannews Ekonomi – Menteri BUMN Erick Thohir angkat bicara terkait kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ambruk. Ia membantah keras tudingan yang mengaitkan penurunan tajam IHSG pasca peluncuran Danantara pada 24 Februari 2025 lalu. Sebagai Ketua Dewan Pengawas Danantara, Erick optimistis lembaga ini akan memberikan kontribusi positif bagi IHSG ke depannya.

Related Post
IHSG ditutup anjlok 3,31% di level 6.270,60 pada Jumat (28/2/2025), level terendah sejak September 2021. Penurunan ini memperpanjang tren negatif IHSG sepanjang 2025, yang telah ambruk 11,43%, menjadi penurunan terburuk sejak 5 Agustus 2024.

"Seharusnya bisa (jadi sentimen positif), tapi butuh waktu. Kita tak bisa melawan persepsi yang hari ini seolah membandingkan Danantara dengan sovereign wealth fund yang buruk. Itu salah besar. Nanti kita buktikan saja," tegas Erick di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (1/3/2025).
Erick mengakui faktor eksternal, seperti kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang dinilai semakin agresif, juga memengaruhi pelemahan IHSG. Namun, ia tetap optimistis transparansi pengelolaan Danantara akan memperbaiki persepsi pasar jangka panjang.
"Koreksi pasar adalah bentuk kekecewaan publik yang harus kita apresiasi. Tanpa kritik, kita tak akan berkembang," tambahnya. Ia juga menepis asumsi negatif terhadap BUMN, menekankan kontribusi besar BUMN terhadap perekonomian nasional. "Kalau BUMN korup semua, tak mungkin profitnya Rp 310 triliun. Kalau tidak bagus, pelayanan bandara tak mungkin sebaik sekarang," ujarnya.
Danantara, menurut Erick, akan menjadi payung besar yang menaungi aset strategis negara secara bertahap, dengan proyeksi aset mencapai US$ 900 miliar. Ia juga membantah kekhawatiran Danantara akan bernasib seperti 1MDB Malaysia, menekankan keberhasilan sejumlah sovereign wealth fund (SWF) dunia lainnya.
"Jangan hanya lihat yang buruk. Ada PIF di Saudi, Adia di Dubai, Qatar Investment yang sukses. Masa kita bikin SWF sebesar ini, masuk top tujuh atau delapan dunia, tapi membandingkannya dengan yang jelek? Harus lihat yang bagus," tegasnya. Erick juga memastikan dana Danantara bukan berasal dari tabungan masyarakat, melainkan dividen BUMN yang diinvestasikan kembali.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar