Haluannews Ekonomi – Seorang kepala sekolah dasar (SD) di Madura, Nuryasin, mengalami kejadian tak terduga. Saat memperbaiki halaman sekolah yang becek akibat hujan dengan cangkul, ia menemukan harta karun berupa koin kuno peninggalan VOC senilai miliaran rupiah. Penemuan ini terjadi pada tahun 1991, seperti yang dilaporkan oleh Suara Karya.

Related Post
Awalnya, Nuryasin hanya bermaksud menutupi genangan air di halaman SDN Pejagan IV dengan tanah kering. Namun, saat menggali tanah sedalam 25-30 cm, ia menemukan gerabah kuno yang berisi koin-koin kuno. Koin tersebut bertuliskan VOC dan lambang Kerajaan Belanda, dengan tahun pembuatan antara 1746 hingga 1760, serta koin lain bertuliskan "Indiae Batav" dengan rentang tahun 1819 hingga 1828. Total berat koin perak tersebut mencapai 13 kg.

Penemuan ini langsung menggemparkan Indonesia. Otoritas terkait segera melakukan investigasi dan membenarkan temuan tersebut sebagai peninggalan sejarah yang sangat berharga. Meskipun banyak yang menyarankan Nuryasin untuk menjual temuannya, ia memilih untuk menyerahkan seluruh koin kuno tersebut kepada museum atas arahan Depdikbud kala itu. Keputusan ini membuatnya melewatkan kesempatan menjadi miliarder, namun namanya terukir dalam sejarah sebagai penemu harta karun bersejarah.
Penemuan ini juga memberikan wawasan baru tentang sistem transaksi di era VOC. Seperti yang dijelaskan dalam buku "Uang Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya" (2021) oleh Erwin Kusuma, masyarakat Jawa kuno telah menggunakan koin emas untuk transaksi skala besar, sementara VOC kemudian memperkenalkan berbagai jenis koin seperti rijksdaalder, dukat, stuiver, gulden, dan doit untuk penyeragaman mata uang di Nusantara. Koin "doit" bahkan menjadi cikal bakal kata "duit" yang masih digunakan hingga kini.
Penemuan Nuryasin menjadi bukti nyata sejarah transaksi menggunakan koin emas dan perak di Indonesia, sekaligus mengingatkan kita akan kekayaan sejarah yang terpendam di bawah permukaan tanah.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar