Haluannews Ekonomi – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 mencatatkan angka 5,04% (year-on-year), sebuah perlambatan jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) ini memunculkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya terjadi? Meski demikian, performa ekonomi Indonesia masih lebih baik dari China (4,8%) dan Singapura (2,9%).

Related Post
Ekonom dari Haluannews.id Research, Maesaroh, mengungkapkan bahwa penyebab utama perlambatan ini adalah melemahnya daya beli masyarakat. Tanpa adanya momentum khusus seperti hari raya atau libur sekolah yang biasanya memicu peningkatan konsumsi, sektor-sektor seperti makanan-minuman dan transportasi ikut merasakan dampaknya.

Namun, ada secercah harapan. Maesaroh mencatat peningkatan konsumsi pada kategori perawatan diri (self-care), seiring dengan pertumbuhan pesat industri farmasi dan obat tradisional. Ini menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki prioritas belanja tertentu, meskipun secara umum pengeluaran mereka cenderung lebih hemat.
Di sisi lain, ekspor ke Amerika Serikat juga mengalami tekanan. Industri-industri seperti kayu, tembakau, tekstil, dan karet terkena dampak negatif dari tarif perdagangan yang diterapkan. Sementara itu, belanja pemerintah sudah berada pada level yang relatif tinggi, dan diharapkan akan memberikan dorongan tambahan pada kuartal IV yang biasanya menjadi periode belanja besar.
Penjelasan lebih detail mengenai dinamika ekonomi Indonesia ini dapat disaksikan dalam dialog Sarah Ariantie bersama Ekonom Haluannews.id Research, Maesaroh, di Program Squawk Box Haluannews.id, Kamis (6/11/2025).
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar