Haluannews Ekonomi – Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), kembali mempertahankan suku bunga acuannya pada level 4,25% hingga 4,5% pada Maret 2025. Keputusan ini diambil di tengah peringatan akan potensi resesi yang membayangi perekonomian Negeri Paman Sam. Hal ini disampaikan melalui program Squawk Box Haluannews.id pada Kamis (20/03/2025).

Related Post
Keputusan The Fed untuk menahan suku bunga ini tentunya menjadi sorotan pelaku pasar global. Pasalnya, langkah ini menunjukkan sikap wait and see The Fed terhadap perkembangan ekonomi AS terkini. Ancaman resesi yang mengintai menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan tersebut. Meskipun inflasi menunjukkan tren penurunan, The Fed tampaknya masih enggan untuk menurunkan suku bunga secara agresif.

Kehati-hatian The Fed ini dapat dimaklumi mengingat kompleksitas situasi ekonomi global saat ini. Selain ancaman resesi, gejolak geopolitik dan ketidakpastian pasar keuangan juga turut mempengaruhi pertimbangan The Fed. Dengan mempertahankan suku bunga acuan, The Fed berharap dapat menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah potensi krisis yang lebih besar.
Namun, keputusan ini juga berpotensi menimbulkan dampak negatif. Pertahankan suku bunga acuan di level tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan biaya pinjaman, dan memperlambat investasi. Oleh karena itu, langkah selanjutnya The Fed akan terus dipantau ketat oleh para pelaku pasar dan analis ekonomi dunia. Pergerakan suku bunga acuan AS akan berpengaruh signifikan terhadap pasar keuangan global, termasuk Indonesia.
Ke depan, perkembangan ekonomi AS dan kebijakan moneter The Fed akan menjadi faktor penentu bagi arah perekonomian global. Para investor dan pelaku bisnis perlu mencermati perkembangan tersebut untuk mengantisipasi potensi risiko dan peluang yang ada.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar