Haluannews Ekonomi – Rupiah menunjukkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini, Senin (16/12/2024), di tengah antisipasi rilis data neraca perdagangan Indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan data Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,06% ke level Rp15.980/US$, berbalik arah dari pelemahan 0,44% pada penutupan perdagangan Jumat (13/12/2024).
Related Post
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 08:52 WIB terpantau turun 0,16% ke angka 106,83, lebih rendah dibandingkan posisi kemarin di angka 107. Pergerakan ini terjadi di tengah menunggu rilis data neraca perdagangan November 2024.
Konsensus pasar yang dikumpulkan Haluannews.id dari 11 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan November 2024 mencapai US$2,21 miliar, sedikit lebih rendah dari surplus Oktober 2024 yang mencapai US$2,48 miliar. Jika surplus kembali tercapai, maka Indonesia akan mencatatkan surplus neraca perdagangan selama 55 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, sepanjang kepemimpinan Presiden Joko Widodo hingga pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang, memprediksi surplus tersebut akan ditopang oleh harga komoditas unggulan seperti minyak sawit mentah (CPO), emas, kopi, dan kakao. "Surplus perdagangan diperkirakan berlanjut seiring momentum harga dan permintaan CPO, emas, kakao, dan kopi yang masih cukup baik di pasar global, sehingga mampu mengimbangi penurunan ekspor batu bara dan kelompok metal-mining golongan biji besi," ujar Hosianna kepada Haluannews.id.
Jika surplus tercapai, bahkan melebihi konsensus pasar, hal ini berpotensi disambut positif oleh pelaku pasar, menstabilkan nilai tukar rupiah dan meningkatkan suplai dolar AS di pasar domestik. Kondisi ini tentunya akan menjadi sentimen positif bagi rupiah.
(rev/rev)
Tinggalkan komentar