Haluannews Ekonomi – Jakarta, Haluannews.id – Rupiah kembali menunjukkan performa kurang mengesankan di awal pekan ini. Mata uang Garuda terpantau melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah ketidakpastian kebijakan ekonomi Negeri Paman Sam, khususnya soal tarif impor.

Related Post
Berdasarkan data Refinitiv, rupiah dibuka dengan pelemahan 0,03% di level Rp16.190/US$ pada Senin (6/1/2025). Pergerakan ini bertolak belakang dengan penutupan perdagangan Jumat (3/1/2025) yang menunjukkan penguatan 0,03%.

Meski indeks dolar AS/DXY terpantau turun 0,15% ke angka 108,78 pada pukul 14:57 WIB (lebih rendah dari posisi 108,95 pada hari sebelumnya), rupiah tetap tertekan. Padahal, perdagangan sempat dibuka dengan penguatan tipis.
Donny Lukito, Treasury and Global Market Head Sales Bank Mega, menjelaskan bahwa sentimen eksternal sepanjang 2024 sangat dipengaruhi oleh data ekonomi AS, arah kebijakan suku bunga The Fed, dan Pilpres AS.
Lebih lanjut, Donny menambahkan bahwa ketidakpastian di AS diperkirakan akan terus memengaruhi rupiah di tahun 2025. Pasar masih menunggu kepastian kebijakan tarif impor dan imigrasi di era pemerintahan Presiden Donald Trump yang akan dilantik pada 20 Januari 2025. Hal ini menjadi faktor utama yang membuat pergerakan rupiah masih belum stabil.
HALUANNEWS.ID RESEARCH










Tinggalkan komentar