Haluannews Ekonomi – Rupiah kembali menunjukkan performa yang kurang menggembirakan, terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah membayangi ancaman resesi AS yang semakin nyata. Haluannews.id mencatat, Kamis (13/3/2025), rupiah dibuka melemah tipis 0,06% di level Rp16.450/US$, melanjutkan tren negatif dari penutupan perdagangan sebelumnya yang tertekan 0,24%. Meskipun indeks dolar AS (DXY) mengalami penurunan tipis 0,03% ke angka 103,58 pada pukul 09:01 WIB (turun dari 103,61 pada perdagangan kemarin), dampaknya terhadap rupiah masih belum signifikan.
Related Post
Pergerakan rupiah hari ini didominasi sentimen eksternal, khususnya dari AS dan potensi resesi yang semakin menguat. Ancaman resesi AS bukan lagi sekadar isu, tetapi telah menjadi alarm yang berbunyi nyaring. Peluang resesi AS kini diperkirakan mencapai 50%, meningkat dari prediksi awal yang lebih rendah. Kebijakan perdagangan yang diterapkan Presiden Donald Trump dinilai sebagai salah satu faktor utama yang memperburuk situasi, bahkan berpotensi meningkatkan risiko resesi di tahun 2025.
Seorang kepala ekonom global JPMorgan, dalam pernyataan kepada wartawan di Singapura, menyatakan bahwa "Ada sekitar 40% kemungkinan terjadinya resesi AS pada tahun 2025," dan menambahkan, "Ke depan, jika tarif berlaku sepenuhnya… peluang resesi AS bisa mencapai 50%." Sebelumnya, JPMorgan memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2% untuk tahun 2025, namun proyeksi ini masih bersifat awal dan belum direvisi. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran yang meningkat terhadap ekonomi AS dan berdampak langsung pada pelemahan nilai tukar rupiah.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar