Haluannews Ekonomi – Rupiah dibuka stagnan di level Rp 16.190/US$ pada Jumat (3/1/2025), namun tak lama kemudian melemah 0,25% ke Rp 16.230/US$. Pelemahan ini dipicu oleh data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan. Haluannews.id mencatat, indeks dolar AS/DXY pun turun tipis menjadi 109,21, lebih rendah dari penutupan kemarin di angka 109,39.
Related Post
Faktor eksternal menjadi dominan dalam pergerakan rupiah pagi ini. Ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS yang melampaui negara lain, membuat The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tinggi. Inflasi yang masih tinggi dan kinerja ekonomi AS yang kuat semakin memperkuat sikap tersebut. Bahkan, kebijakan Presiden terpilih Donald Trump diprediksi akan mendorong pertumbuhan dan inflasi lebih lanjut.
Arus modal yang kuat ke pasar saham AS juga turut memperkuat dolar. Data terbaru menunjukkan penurunan klaim pengangguran di AS, menjadi 211.000 pada minggu terakhir 2024. Angka ini lebih rendah dari prediksi 222.000 dan merupakan angka terendah dalam delapan bulan terakhir. Data ini menunjukkan pasar kerja AS yang masih ketat, memberi ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi.
Penurunan klaim pengangguran ini, yang jauh lebih rendah dari ekspektasi, menjadi sentimen positif bagi dolar AS. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan tekanan berkelanjutan terhadap rupiah jika tren ini berlanjut. Analis Haluannews.id menilai, data ekonomi AS yang positif ini menjadi katalis utama pelemahan rupiah hari ini.
Tinggalkan komentar