Haluannews Ekonomi – Aqua, merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang sudah sangat familiar di Indonesia, menyimpan kisah inspiratif di balik kesuksesannya. Perjalanan panjang Aqua tak lepas dari sosok Tirto Utomo, sang pendiri yang memulai semuanya dari nol. Berbeda dengan citra perusahaan raksasa, ternyata Tirto Utomo berasal dari keluarga sederhana, anak seorang peternak dan pedagang ternak di Wonosobo.
Related Post
Lahir pada 8 Maret 1930, Tirto Utomo menempuh pendidikan dengan perjuangan keras. Karena keterbatasan akses pendidikan di Wonosobo, ia harus bersepeda sejauh 60 kilometer ke Magelang untuk bersekolah. Setelah lulus SMP, ia melanjutkan pendidikan ke HBS di Semarang dan Malang. Masa remajanya dihabiskan di Malang, di mana ia bertemu dan menikahi Lisa/Kienke (Kwee Gwat Kien) pada 21 Desember 1957.
Kariernya pun tak selalu mulus. Setelah sempat menjadi wartawan Jawa Pos dan pemimpin redaksi harian Sin Po serta majalah Pantja Warna, Tirto mengalami masa sulit ketika diberhentikan dari Sin Po pada 1959. Namun, masa sulit ini justru menjadi titik balik. Ia menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan memutuskan untuk membangun bisnis sendiri.
Pada 1973, dengan modal Rp 150 juta, Tirto bersama adiknya, Slamet Utomo, mendirikan PT Golden Mississippi di Pondok Ungu, Bekasi. Produk pertamanya, bernama Puritas, kemudian bertransformasi menjadi Aqua. Setahun kemudian, Aqua resmi diluncurkan dalam kemasan botol kaca 950 ml seharga Rp 75 per botol.
Perjalanan Aqua terus berlanjut. Pada 1984, pabrik kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur. Kemudian, pada 1985, Aqua memperkenalkan kemasan PET 220 ml yang lebih praktis dan aman. Pada 1990, Aqua melakukan penawaran umum saham perdana (IPO).
Puncaknya, pada 1998, terjadi aliansi strategis antara PT Tirta Investama (perusahaan induk Aqua) dengan Danone. Meskipun Danone kemudian menjadi pemegang saham mayoritas, Tirto Utomo tetap memegang peranan penting dalam perusahaan yang telah ia bangun dari nol. PT Aqua Golden Mississippi sempat tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEJ) dengan kode AQUA, namun kemudian melakukan delisting pada 1 April 2011.
Kisah sukses Aqua menjadi bukti bahwa latar belakang sederhana bukanlah penghalang untuk meraih impian besar. Dari anak peternak hingga menjadi pendiri salah satu merek AMDK terbesar di Indonesia, Tirto Utomo telah menginspirasi banyak orang untuk berani bermimpi dan pantang menyerah.
Tinggalkan komentar