Haluannews Ekonomi – Para bankir kompak memberikan sinyal positif terhadap dampak pemerintahan baru terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini terungkap dalam Laporan Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau SOBP. Survei yang dilakukan OJK ini bertujuan untuk menggali informasi mendalam, baik kuantitatif maupun kualitatif, guna mengantisipasi perubahan prospek bisnis perbankan.
Related Post
Target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, menurut para bankir, akan berdampak positif pada kinerja perbankan. Hal ini diyakini akan mendorong permintaan penyaluran kredit. Program-program pemerintah seperti makan bergizi gratis dan food estate juga diprediksi akan memberikan suntikan positif pada sektor pendidikan, kesehatan, dan pertanian. "Peningkatan sektor-sektor tersebut akan meningkatkan daya beli masyarakat, yang pada akhirnya berdampak positif pada permintaan kredit, baik kredit produktif maupun konsumtif," demikian bunyi laporan SOBP yang dikutip Selasa (26/11/2024).
Namun, para responden juga menekankan bahwa dampak positif pemerintahan baru diperkirakan belum akan terasa signifikan pada triwulan IV-2024. Hal ini disebabkan karena pemerintahan baru masih dalam tahap transisi kebijakan. Perubahan ekonomi makro yang signifikan baru akan terlihat pada triwulan berikutnya setelah kebijakan-kebijakan tersebut berjalan dan terimplementasi dengan baik. Pemerintah juga masih fokus menyelesaikan rencana pembangunan yang tertuang dalam APBN 2024, termasuk melanjutkan program-program pemerintahan sebelumnya. Program-program baru pemerintahan Prabowo diprediksi baru akan berjalan efektif pada awal 2025 seiring dengan program kerja di APBN 2025.
Survei SOBP kali ini melibatkan 93 bank yang mewakili 95,98% total aset bank umum di Indonesia. Sebagai informasi tambahan, ekonomi Indonesia tumbuh 4,95% secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2024. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 hanya akan mencapai 5%, lebih rendah dari proyeksi pemerintah dalam asumsi makro APBN 2025 sebesar 5,2%. Sementara itu, Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan kredit pada Oktober 2024 naik 10,92% yoy, yang didukung oleh ketersediaan likuiditas perbankan.
Tinggalkan komentar