Haluannews Ekonomi – Sentimen positif berhembus di industri pembiayaan seiring potensi pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed dan Bank Indonesia. Hal ini disampaikan Ristiawan Suherman, Ketua Bidang Hubungan Pemerintah II Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), dalam wawancara di program Power Lunch Haluannews.id (Senin, 14/04/2025). Pemangkasan tersebut diyakini dapat mendorong kenaikan pembiayaan dan menekan angka rasio pembiayaan bermasalah (NPF) pada nasabah baru.
Related Post
Namun, kenyataannya industri pembiayaan masih berjalan di tempat. Penyaluran kredit masih dikekang oleh suku bunga yang masih tinggi dan peningkatan NPF yang signifikan. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana industri multifinance akan bernavigasi di tengah gejolak ekonomi 2025?
Ristiawan menjelaskan, meskipun ada potensi positif dari penurunan suku bunga, industri multifinance tetap harus berhati-hati. Daya beli masyarakat yang tertekan akibat inflasi menjadi tantangan utama. Perusahaan pembiayaan perlu strategi cermat untuk tetap menjaga profitabilitas sekaligus menekan risiko kredit macet.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya inovasi dan diversifikasi produk untuk menghadapi tantangan tersebut. Pemanfaatan teknologi digital untuk efisiensi operasional dan perluasan jangkauan pasar juga menjadi kunci keberhasilan. Kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ekonomi akan menentukan kelangsungan bisnisnya di masa mendatang.
Pertanyaan besarnya adalah, akankah industri multifinance mampu memanfaatkan momentum penurunan suku bunga atau justru terjerat oleh tantangan ekonomi makro yang masih membayangi? Jawabannya akan terlihat dalam beberapa tahun ke depan.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar