Haluannews Ekonomi – Anggapan bahwa petani hanya berpenghasilan pas-pasan berhasil dipatahkan Surendra Awana. Petani asal Desa Bhairana, Rajasthan, India ini sukses meraup keuntungan hingga Rp 952 juta per tahun. Rahasianya? Ia melawan tradisi pertanian tradisional keluarganya dengan mengadopsi sistem pertanian terintegrasi (Integrated Farming System/IFS).

Related Post
Berbeda dengan sistem pertanian tradisional yang mengandalkan keberuntungan cuaca, Awana menerapkan sistem modern. Di lahan seluas 55 akre, ia memadukan pertanian dan peternakan secara organik. Kandang sapi dibangun di lahan pertanian. Susu sapi dimanfaatkan, sementara kotorannya menjadi pupuk organik.

Hasilnya? Lebih dari 42 varietas tanaman dipanen maksimal. Peternakan pun berkembang pesat dengan berbagai hewan ternak seperti unta, kuda, kambing, dan domba. Keberhasilannya ini menarik perhatian pemerintah setempat, sehingga ia mendapatkan berbagai subsidi.
Prestasi Awana pun diakui secara nasional dan internasional. Ia telah menerima berbagai penghargaan bergengsi, termasuk IAI-Fellow Farmer Award 2023, Jagjivan Ran Abhinav Kisan Puraskar 2021, National Gopal Ratna Award 2021, dan National Haldar Organic Award 2019.
Biaya operasional pertaniannya mencapai Rp 190 juta hingga Rp 380 juta per bulan, namun keuntungan yang diraih jauh lebih besar. Keuntungan tahunan mencapai Rp 952 juta. Tak hanya fokus pada keuntungan pribadi, Awana juga aktif memberikan edukasi kepada petani lain di sekitarnya, menjadi inspirasi bagi banyak petani di Rajasthan.
Sistem pertanian terintegrasi yang diterapkan Awana terbukti ramah lingkungan. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia minimal, sehingga limbah organik yang dihasilkan tidak mengganggu keseimbangan ekosistem. Suksesnya Awana membuktikan bahwa pertanian modern dapat menghasilkan keuntungan besar sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan.










Tinggalkan komentar