Haluannews Ekonomi – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) meyakini proyek waste to energy (WTE) atau pengolahan sampah menjadi energi akan menjadi primadona di kalangan swasta, termasuk emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Related Post
Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, mengungkapkan optimisme bahwa sejumlah emiten akan tertarik untuk berkolaborasi dengan 24 perusahaan yang telah masuk dalam Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) untuk proyek BUPP PSEL (Badan Usaha Pengembang dan Pengelola Pengolah Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Menjadi Energi Listrik).

"Tidak perlu khawatir soal emiten. Sudah ada lebih dari 200 perusahaan, baik dari dalam maupun luar negeri, yang menunjukkan antusiasme tinggi. Saya yakin beberapa emiten lokal pasti tertarik untuk bermitra dengan 24 perusahaan yang lolos seleksi," ujarnya di Wisma Danantara, Jakarta, Senin (3/11).
Menurutnya, tanpa stimulus khusus pun, emiten di pasar modal akan melihat potensi keuntungan dari proyek ini. "Para pemain emiten tidak perlu diajari. Stimulus bagi mereka adalah proyek yang bagus dengan potensi keuntungan yang menarik. Pengusaha selalu mencari proyek yang menjanjikan return yang baik," jelasnya.
Tahap awal proyek ini akan menyasar tujuh kota besar, termasuk Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Bali, Bekasi, dan Tangerang. Proyek ini merupakan hasil sinergi antara pemerintah daerah, kementerian terkait seperti Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), PLN, serta partisipasi dari sektor swasta.
Proses pelaksanaan program ini akan dilakukan secara transparan melalui tender terbuka. Pihak swasta yang berminat dapat bergabung. Salah satu daya tarik utama dari skema baru ini adalah penghapusan tipping fee yang sebelumnya dibayarkan pemerintah daerah kepada pengelola limbah.
Danantara juga menetapkan tarif tetap sebesar US$ 20 sen per kWh untuk pengolahan 1.000 ton sampah per hari. Jumlah sampah tersebut diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari 15 MW listrik dan memenuhi kebutuhan sekitar 20.000 rumah tangga.
"Ini baru batch pertama. Akan ada batch kedua dalam beberapa minggu ke depan," pungkasnya.
Editor: Rohman
					









Tinggalkan komentar