IHSG Ambruk! Bursa Asia Ikut Terseret

Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Kamis (28/11/2024) dengan wajah merah. Begitu bel pembukaan berdentang, IHSG langsung ambles 0,22% ke level 7229,97. Sepuluh menit berselang, pelemahan semakin dalam hingga 0,50%, meski masih bertahan di atas level 7.200.

12 Kandidat Bersaing Ketat! Siapa Nakhoda Baru LPS?

Era Orba: Kisah ‘Gang of Four’, Penguasa Ekonomi Indonesia!

Aktivitas perdagangan terlihat lesu. Nilai transaksi awal sesi I mencapai Rp 852,52 miliar, dengan volume saham yang berpindah tangan sebanyak 1,17 miliar lembar dari 83,36 transaksi. Penurunan IHSG ini sejalan dengan tekanan di pasar modal global dan regional, di mana mayoritas bursa Asia melemah dan Wall Street berbalik arah.

IHSG Ambruk! Bursa Asia Ikut Terseret — Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Sejumlah sentimen global turut memengaruhi, termasuk rilis data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) AS, pertumbuhan ekonomi AS kuartal III, dan notulen pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Inflasi PCE Oktober naik 0,2% secara bulanan dan 2,3% secara tahunan, sesuai ekspektasi namun lebih tinggi dari bulan sebelumnya (2,1%). Inflasi inti PCE juga naik 0,3% bulanan dan 2,8% tahunan, memicu kekhawatiran The Fed akan lebih hati-hati melonggarkan kebijakan moneter.

Pertumbuhan ekonomi AS kuartal III yang melambat ke 2,8% (dari 3,0% kuartal sebelumnya), meski sesuai ekspektasi, memperkuat risiko perlambatan ekonomi global dan menekan saham ekspor di IHSG. Sektor keuangan berpotensi paling terdampak, karena kekhawatiran investor terhadap margin bunga bersih yang lebih sempit akibat perlambatan pelonggaran kebijakan moneter The Fed.

Notulen FOMC November menunjukkan inflasi mulai melambat, tetapi masih di atas target 2%. The Fed mengindikasikan rencana pemotongan suku bunga bertahap, mencerminkan sikap hati-hati. Sentimen ini membatasi penguatan pasar, meskipun sektor energi dan material menguat 0,67% dan 0,45%.

Menjelang rilis data inflasi Indonesia awal bulan depan, investor tampak cenderung wait and see. IHSG diperkirakan akan tetap volatil dalam waktu dekat, tergantung perkembangan kebijakan moneter global dan indikator ekonomi domestik. Haluannews.id Research.