Haluannews Ekonomi – Bank Indonesia (BI) memprediksi gejolak ekonomi global akan terus berlanjut, terutama pasca kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Jumat (29/11/2024), mengungkapkan terpilihnya Trump berpotensi mengubah kebijakan AS dan berdampak besar pada geopolitik serta perekonomian dunia.
Related Post
"Geopolitik yang bergejolak, disrupsi rantai pasok, dan fragmentasi ekonomi akan membuat prospek ekonomi global meredup pada 2025," ujar Perry. Ia menambahkan ketidakpastian ekonomi global ditandai lima karakteristik utama. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang melambat dan timpang. AS diprediksi membaik, sementara Eropa dan China melambat. "India dan Indonesia relatif lebih baik," tegasnya.
Kedua, penurunan inflasi diperkirakan melambat, bahkan berisiko naik pada 2025 akibat gangguan rantai pasok dan pajak. Ketiga, imbal hasil US Treasury diproyeksikan meningkat hingga 4,75%-5% pada 2026, didorong defisit pemerintah AS yang membengkak. Keempat, penguatan dolar AS berlanjut, dengan indeks dolar naik dari 101 ke 107, menekan nilai tukar global termasuk rupiah. "Semoga dolar Amerika tidak menguat lagi," harap Perry.
Kelima, investor global cenderung mengalihkan modal ke AS, yang berpotensi meningkatkan suku bunga dan memperkuat dolar AS lebih lanjut. Kondisi ini, menurut Perry, menciptakan ketidakpastian yang signifikan bagi perekonomian global.
Tinggalkan komentar