Haluannews Ekonomi – Pergerakan bursa saham Asia-Pasifik pagi ini terpantau beragam, Rabu (tanggal berita). Setelah Wall Street mencetak rekor baru untuk S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average, Asia justru menunjukkan dinamika yang berbeda-beda.

Related Post
Data inflasi Australia yang dirilis menjadi sorotan utama. Angka Indeks Harga Konsumen (CPI) bulanan Oktober naik 2,1% secara tahunan, lebih rendah dari proyeksi analis Reuters sebesar 2,3%. Meskipun angka ini sama dengan kenaikan September, namun jauh lebih rendah dibandingkan 5,6% pada September 2023.

Respon pasar pun beragam. S&P/ASX 200 Australia mencatatkan kenaikan tipis 0,1%. Berbeda dengan Jepang, Nikkei 225 justru dibuka dengan penurunan 0,35%, dan Topix melemah 0,5%. Korea Selatan juga mengalami penurunan, Kospi turun 0,4% dan Kosdaq merosot 0,65%. Berbeda lagi dengan Hang Seng Hong Kong yang terlihat sedikit lebih optimis dengan futures indeks di angka 19.172, sedikit di atas penutupan sebelumnya di 19.159,2.
Di Amerika Serikat, Dow Jones kemarin ditutup menguat 123,74 poin (0,28%) ke rekor 44.860,31. S&P 500 naik 0,57% ke 6.021,63, dan Nasdaq Composite melonjak 0,63% ke 19.174,30. Kenaikan ini terjadi di tengah pernyataan Presiden Terpilih AS (nama presiden) yang sebelumnya menyerukan tarif baru pada produk dari Meksiko, Kanada, dan Tiongkok. Namun, menurut analis Haluannews.id, pasar tampaknya mengabaikan pernyataan tersebut, mungkin karena dianggap tidak akan terealisasi atau sudah diperhitungkan sebelumnya.
Tinggalkan komentar