Haluannews Ekonomi – Saham Insta360, produsen kamera asal China, melesat bak roket setelah penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Shanghai. Lonjakan harga saham yang hampir empat kali lipat membuat valuasi perusahaan mencapai 71 miliar yuan atau setara US$ 9,9 miliar, sekitar Rp 161,37 triliun (asumsi kurs Rp 16.300/US$). Keberhasilan ini pun mengangkat pendiri Insta360, Liu Jingkang (33 tahun), menjadi miliarder baru.

Related Post
Melansir Forbes, IPO Insta360, yang tercatat dengan nama Arashi Vision dan bermarkas di Shenzhen, berhasil mengumpulkan dana 1,94 miliar yuan atau US$ 270 juta di papan STAR Market pada Rabu (12/6/2025). Sahamnya dibuka di harga 182 yuan, naik 285% dari harga IPO 47,27 yuan, bahkan sempat menyentuh 188 yuan sebelum akhirnya ditutup di 177 yuan. Ini menjadi IPO terbesar di STAR Market tahun ini.

Dana segar dari IPO sebagian besar akan digunakan untuk riset dan pengembangan produk. Liu Jingkang, lulusan ilmu komputer Universitas Nanjing yang mendirikan Insta360 pada 2015 dan pernah masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2017, kini diperkirakan memiliki kekayaan US$ 2,7 miliar atau sekitar Rp 44 triliun, berdasarkan kepemilikan sahamnya sekitar 26,8% (termasuk saham istrinya).
"Sepuluh tahun lalu, kami memulai dari asrama Universitas Nanjing dengan sumber daya terbatas dan mimpi besar. Kini, produk kami telah berkembang pesat, dan visi awal kami semakin jelas," ujar Liu dalam pidato saat pencatatan saham.
Insta360, yang dikenal dengan kamera aksi 360 derajat seri ‘X’ dan kamera mini seri ‘Go’, mencatat pendapatan 5,6 miliar yuan (US$ 779,9 juta) pada 2024, naik 53,3% dari tahun sebelumnya, dengan laba bersih mencapai 994,7 juta yuan (naik 19,9%). Pertumbuhan ini didorong penjualan domestik yang kuat dan ekspansi internasional, terutama di AS, Eropa, dan Jepang (76% pendapatan dari luar negeri pada 2024).
Perusahaan yang mempekerjakan 2.000 karyawan di berbagai negara ini, didukung investor besar seperti Qiming Venture Partners, IDG Capital, Xunlei, dan Suning Holdings Group, menargetkan perluasan pasar internasional. Namun, Insta360 juga menghadapi tantangan, termasuk ketegangan dagang AS-China, persaingan ketat dengan GoPro dan DJI, serta gugatan pelanggaran paten dari GoPro yang sedang diselidiki Komisi Perdagangan Internasional AS.
Di tengah tantangan tersebut, Insta360 terus berinovasi dengan fitur berbasis AI dan kemitraan dengan Apple untuk integrasi dengan headset Vision Pro. Permintaan terhadap produknya diprediksi akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi kreator konten global yang diperkirakan mencapai US$ 2 triliun pada 2026.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar