Haluannews Ekonomi – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) kini memegang kendali operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh). Langkah ini mencakup pengelolaan layanan hingga pemeliharaan infrastruktur, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Related Post
Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, menegaskan bahwa operasional Whoosh sepenuhnya menjadi tanggung jawab mereka. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan layanan dan meningkatkan perekonomian.

Saat ini, Whoosh terbebani utang. Pemerintah, melalui Kementerian dan Danantara, berupaya membenahi masalah ini. Solusi terbaik akan dicari, dengan Danantara fokus pada operasional dan pemerintah pada infrastruktur.
CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan rencana pemberian Public Service Obligation (PSO) dari APBN untuk Whoosh. Subsidi ini diharapkan meringankan beban operasional dan berpotensi menurunkan harga tiket bagi konsumen.
Indonesia dan China telah sepakat merestrukturisasi utang Whoosh hingga 60 tahun. Tim negosiasi akan memperdalam pembahasan mengenai jangka waktu pinjaman, suku bunga, dan mata uang. Dony menargetkan negosiasi selesai tahun ini.
Menurut Dony, restrukturisasi utang tidaklah rumit karena EBITDA PT KCIC positif. Masalah utama adalah cicilan utang yang perlu dinegosiasikan dengan pihak China.
Presiden Prabowo Subianto meyakinkan masyarakat bahwa negara mampu membayar cicilan utang Whoosh. Proyek ini memberikan manfaat besar, seperti mengurangi kemacetan, polusi, dan transfer teknologi.
Danantara optimis penyelesaian utang Whoosh akan tercapai tahun ini. Dengan EBITDA yang positif, perusahaan yakin dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan dengan pihak China.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar