Haluannews Ekonomi – Nilai tukar rupiah memulai perdagangan hari ini dengan sentimen negatif, tertekan oleh penguatan dolar AS di tengah antisipasi pasar terhadap keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI). Pada pembukaan pasar, Rabu (22/10/2025), rupiah melemah tipis 0,03% ke level Rp16.590 per dolar AS, melanjutkan tren pelemahan dari hari sebelumnya yang menyentuh Rp16.585 per dolar AS.

Related Post
Indeks dolar AS (DXY) sendiri menunjukkan sedikit koreksi setelah sempat menguat signifikan 0,35% pada hari Selasa, berada di level 98,934 pada pukul 09.00 WIB.

Fokus utama pelaku pasar saat ini tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung selama dua hari, 21-22 Oktober 2025. Ekspektasi pasar cenderung mengarah pada potensi penurunan suku bunga acuan BI.
Konsensus yang dihimpun Haluannews.id menunjukkan bahwa mayoritas analis memperkirakan BI akan kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50%. Dari 13 lembaga yang disurvei, sembilan di antaranya memiliki pandangan serupa.
Langkah ini dipandang sebagai upaya BI untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah ketidakpastian ekonomi global. Kebijakan moneter yang akomodatif diharapkan dapat menjaga momentum pemulihan ekonomi.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, sebelumnya menyampaikan bahwa BI masih memiliki ruang untuk melonggarkan kebijakan moneternya. Namun, ia juga mengingatkan bahwa BI perlu mewaspadai potensi tekanan di pasar keuangan, terutama menjelang pengumuman kebijakan The Federal Reserve (The Fed).
Sepanjang tahun 2025, BI telah secara agresif memangkas suku bunga acuannya sebanyak lima kali, masing-masing sebesar 25 bps pada bulan Januari, Mei, Juli, Agustus, dan September. Suku bunga acuan BI telah turun dari level 6,00% pada Desember 2024 menjadi 4,75% saat ini.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar