Haluannews Ekonomi – Nilai tukar rupiah menunjukkan tajinya di pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (26/11/2025), berhasil menekan dominasi dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda dibuka pada level Rp16.630 per dolar AS, mencatatkan penguatan sebesar 0,15%.

Related Post
Momentum positif ini melanjutkan tren apresiasi rupiah yang sebelumnya ditutup menguat 0,21% ke level Rp16.655 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) terpantau menguat tipis 0,07% ke level 99,735 pada pukul 09.00 WIB, setelah mengalami tekanan pada perdagangan sebelumnya.

Sentimen pasar saat ini masih dipengaruhi oleh melemahnya dolar AS secara global. Pelemahan ini dipicu oleh serangkaian data ekonomi AS yang kurang memuaskan, memicu spekulasi bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), akan segera mengambil kebijakan pelonggaran moneter dengan memangkas suku bunga pada Desember mendatang.
Data penjualan ritel AS menunjukkan pertumbuhan yang di bawah ekspektasi, sementara indeks harga produsen (PPI) sesuai dengan perkiraan. Selain itu, kepercayaan konsumen AS pada bulan November juga mengalami penurunan akibat kekhawatiran terhadap kondisi ketenagakerjaan dan keuangan pribadi.
Probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember mendatang mencapai 84%, menurut CME FedWatch Tool. Hal ini semakin memperkuat ekspektasi pasar terhadap pelonggaran moneter oleh The Fed.
Selain itu, isu mengenai penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, yang menjadi kandidat kuat pengganti Jerome Powell sebagai ketua The Fed juga turut menekan dolar AS. Hassett dikenal memiliki pandangan yang lebih dovish, sejalan dengan keinginan Presiden terpilih Donald Trump untuk suku bunga AS yang lebih rendah.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar