Haluannews Ekonomi – Jelang Lebaran, rupiah menunjukkan performa yang cukup menawan. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Kamis (27/3/2025) di level Rp16.590/US$, mengalami apresiasi sebesar 0,12% dibandingkan penutupan sebelumnya. Kenaikan ini melanjutkan tren positif dari perdagangan hari sebelumnya yang juga mencatatkan penguatan 0,09%. Namun, secara mingguan, rupiah masih terdepresiasi 0,36%.
Related Post
Haluannews.id mencatat, penguatan rupiah ini terjadi di tengah ketidakpastian global akibat pengumuman Presiden AS Donald Trump mengenai penerapan tarif 25% untuk impor mobil non-AS. Kebijakan ini diprediksi akan meningkatkan ketegangan perdagangan dan berpotensi menaikkan harga mobil. Trump menegaskan, "Apa yang akan kami lakukan adalah mengenakan tarif 25% untuk semua mobil yang tidak dibuat di Amerika Serikat. Jika mereka dibuat di Amerika Serikat, maka tidak akan dikenakan tarif sama sekali," ujarnya dalam konferensi pers. Kebijakan ini efektif 2 April mendatang.
Meskipun demikian, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis. Ia menekankan upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, salah satunya dengan mendorong kinerja ekspor. "Tentu ekspor harus terus jalan, kemudian deregulasi (sesuai) arahan bapak presiden, dan perizinan dipermudah sehingga impor – ekspor lebih lancar," jelas Airlangga. Ia menambahkan bahwa fluktuasi pasar valuta asing adalah hal biasa, dan fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat dalam jangka menengah hingga panjang. Indeks dolar AS (DXY) sendiri pada pukul 14:56 WIB terpantau turun tipis 0,08% ke angka 104,46, lebih rendah dari penutupan sebelumnya di angka 104,55.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar