Haluannews Ekonomi – Nilai tukar rupiah menunjukkan taringnya dengan berbalik menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat (24/10/2025). Rupiah berhasil keluar dari tekanan dan kembali di bawah level psikologis Rp16.600 per dolar AS.

Related Post
Data Refinitiv menunjukkan, rupiah terapresiasi 0,15% dan bertengger di posisi Rp16.590/US$. Sebelumnya, pada pembukaan perdagangan, mata uang Garuda sempat melemah tipis 0,0,2% ke level Rp16.620/US$.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) terpantau menguat tipis 0,07% di level 99,010 pada pukul 15.20 WIB.
Pergerakan rupiah hari ini diwarnai volatilitas, dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal. Salah satunya adalah ancaman sanksi baru dari AS terhadap Rusia, yang memicu lonjakan harga minyak mentah. Harga minyak mentah melonjak lebih dari 5% ke level tertinggi dalam dua minggu terakhir setelah AS mengumumkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan minyak utama Rusia, Rosneft PJSC dan Lukoil PJSC.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui intervensi di berbagai pasar. "Intervensi akan dilakukan apapun yang diperlukan, dan ini kita lakukan tidak hanya di satu pasar saja, dengan intervensi spot tapi juga intervensi melalui pasar forward, di pasar domestik, maupun juga di luar negeri di offshore," jelas Juli Budi Winantya, dalam pelatihan wartawan (24/10/2025).
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar