Haluannews Ekonomi – Rencana pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada awal 2025 memantik gelombang protes, tak terkecuali dari kalangan pelaku usaha. Mengky Mangarek, Direktur Utama PT Multi Medika International Tbk (MMIX), mengungkapkan kekhawatirannya dalam wawancara eksklusif bersama Haluannews.id. Meskipun secara hukum kenaikan ini sesuai Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), Mangarek menilai penerapannya saat ini terlalu berisiko.
Related Post
Menurutnya, kondisi ekonomi yang lesu dan daya beli masyarakat yang melemah membuat kenaikan PPN 12% belum tepat. Ia menyebut situasi ini sebagai "pedang bermata dua", di mana kenaikan PPN memang bisa mendongkrak pendapatan negara, namun di sisi lain berpotensi memicu inflasi dan menekan daya beli.
Dampaknya terhadap sektor barang konsumsi cepat saji (FMCG) diprediksi akan sangat signifikan. Dengan margin keuntungan yang masih berada di angka digit tunggal, kenaikan PPN 1% saja sudah cukup membebani industri ini. Kenaikan biaya produksi yang tak terelakkan akan berujung pada inflasi yang lebih tinggi.
Bagaimana strategi pengusaha FMCG menghadapi tantangan ini? Saksikan wawancara lengkap Savira Wardoyo bersama Mengky Mangarek dalam program Profit, Haluannews.id (Jumat, 22/11/2024) untuk mengetahui selengkapnya. Jangan lewatkan!
Tinggalkan komentar