IHSG Terkoreksi! Saham Prajogo-Hapsoro Jadi Pelarian Investor?

IHSG Terkoreksi! Saham Prajogo-Hapsoro Jadi Pelarian Investor?

Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi pada sesi II perdagangan hari ini, Kamis (27/11/2025), kembali parkir di level 8.500-an. Penurunan ini terjadi di tengah optimisme sebelumnya yang melihat IHSG berpotensi menembus level 9.000 di akhir tahun.

COLLABMEDIANET

Pada penutupan sesi II, IHSG tercatat turun 0,52% atau 44,71 poin, berada di level 8.557,42. Data menunjukkan 369 saham mengalami penurunan, sementara 304 saham menguat, dan 283 saham stagnan. Total nilai transaksi mencapai Rp 16,33 triliun dengan volume 30,56 miliar saham dalam 1,81 juta transaksi. Kapitalisasi pasar juga terkoreksi menjadi Rp 15.674 triliun.

 IHSG Terkoreksi! Saham Prajogo-Hapsoro Jadi Pelarian Investor?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Hampir seluruh sektor mengalami tekanan, dengan sektor teknologi mencatat penurunan terdalam sebesar 1,33%, diikuti oleh sektor finansial sebesar 0,69%. Penurunan ini dipicu oleh koreksi pada saham-saham perbankan besar (big caps) seperti Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI), serta emiten data center DCI Indonesia (DCII).

Saham BMRI menjadi pemberat utama IHSG dengan kontribusi negatif sebesar -12,07 indeks poin, disusul BBCA (-7,07 indeks poin) dan BBRI (-3,29 indeks poin). Selain itu, saham DCII juga memberikan tekanan dengan penurunan 2,7% yang membebani -7,28 indeks poin.

Di tengah koreksi pasar, sejumlah saham milik pengusaha Prajogo Pangestu justru menunjukkan pergerakan positif. Saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) memimpin penguatan dengan kenaikan 11,3%, diikuti oleh Chandra Daya Investasi (CDIA) sebesar 7,33%. Selain itu, saham-saham emiten milik Hapsoro Sukmonohadi, seperti Rukun Raharja (RAJA) dan Raharja Energi Cepu (RATU), juga mencuri perhatian investor dengan kenaikan masing-masing sebesar 6,15% dan 7,02%. Meskipun demikian, saham Bumi Resources (BUMI) masih mencatatkan total nilai transaksi terbesar, mencapai Rp 4,14 triliun.

Koreksi ini terjadi setelah IHSG mencetak rekor tertinggi baru dengan menembus level psikologis 8.600 pada perdagangan sebelumnya. Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya optimis IHSG dapat mencapai level 9.000 di akhir tahun, sejalan dengan proyeksi dari Menteri Keuangan. Optimisme ini didukung oleh fundamental ekonomi yang solid, kinerja keuangan perusahaan yang baik, dan minat investor ritel yang positif. Namun, kekhawatiran akan potensi bubble dan ketegangan geopolitik global tetap menjadi perhatian pelaku pasar.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar