IHSG Terkoreksi! Bank Jumbo & Saham Prajogo Jadi Dalang?

IHSG Terkoreksi! Bank Jumbo & Saham Prajogo Jadi Dalang?

Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi, melanjutkan tren penurunan selama dua hari berturut-turut setelah sempat mencetak rekor tertinggi. Pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG terpantau melemah 0,31% atau 25,97 poin, parkir di level 8.365,27.

COLLABMEDIANET

Aktivitas perdagangan hari ini mencatatkan 425 saham mengalami penurunan, sementara 277 saham berhasil menguat, dan 254 saham stagnan. Total nilai transaksi mencapai Rp 19,16 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 51,04 miliar saham dalam 2,33 juta transaksi. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 15.248 triliun.

IHSG Terkoreksi! Bank Jumbo & Saham Prajogo Jadi Dalang?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Sektor utilitas dan finansial menjadi pemberat utama dengan penurunan masing-masing sebesar 2% dan 1,15%. Sektor konsumer primer, industri, konsumer non-primer, dan bahan baku juga turut mengalami koreksi. Sebaliknya, sektor teknologi, properti, kesehatan, dan energi berhasil mencatatkan penguatan.

Koreksi IHSG kali ini dipicu oleh penurunan saham-saham bank berkapitalisasi besar (bank jumbo) dan saham-saham milik konglomerat Prajogo Pangestu. Saham Bank Central Asia (BBCA) menjadi kontributor utama penurunan IHSG dengan bobot -12,55 indeks poin, setelah terkoreksi 2,04% ke level 8.400. Selain BBCA, empat emiten milik Prajogo Pangestu juga masuk dalam daftar saham yang menekan IHSG.

Saham Barito Renewables Energy (BREN) tercatat menarik IHSG ke bawah sebesar -7,62 indeks poin, setelah turun 1,96%. Saham Barito Pacific (BRPT), Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), dan Chandra Daya Investasi (CDIA) juga turut memberikan tekanan pada IHSG.

Di sisi lain, saham Bumi Resources (BUMI) menjadi penopang utama IHSG setelah melonjak hingga batas auto reject atas (ARA) sebesar 35% dan menyumbang 12,32 indeks poin. Kenaikan signifikan saham BUMI dipicu oleh keberhasilan perusahaan dalam mengakuisisi 100% saham perusahaan tambang emas asal Australia, Wolfram Limited (WFL), senilai Rp698,98 miliar.

Tekanan terhadap IHSG juga diperkuat oleh aksi jual bersih (net sell) investor asing. Pada sesi pertama perdagangan, foreign net sell mencapai Rp 208,3 miliar. Saham BBCA menjadi target net sell asing terbesar, diikuti oleh Sinergi Inti Andalan Prima (INET) dan Antam (ANTM).

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar