Haluannews Ekonomi – Nama Andi Syamsuddin Arsyad, atau yang lebih dikenal sebagai Haji Isam, semakin dikenal publik. Keberhasilannya membangun kerajaan bisnis yang luas menjadi sorotan, terlebih lagi dengan adanya empat orang dekatnya yang kini menduduki posisi penting di kabinet. Tiga di antaranya menjabat sebagai menteri, sementara satu lainnya sebagai wakil menteri.

Related Post
Prabowo Subianto, sebagai Menteri Pertahanan, menunjuk sepupu Haji Isam, Andi Amran Sulaiman, sebagai Menteri Pertanian. Amran sebelumnya juga pernah menjabat posisi yang sama di Kabinet Kerja Jokowi-JK periode 2014-2019. Selanjutnya, Dudy Purwagandhi, CEO Jhonlin Air Transport (JAT)—maskapai penerbangan milik Haji Isam yang beroperasi di Kalimantan Selatan—ditunjuk sebagai Menteri Perhubungan. JAT sendiri terafiliasi dengan saham milik Haji Isam di PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) dan PT Pradiksi Gunatama Tbk. (PGUN), perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan sawit.

Sulaiman Umar, yang menikah dengan adik Haji Isam, Nor Andi Arina Wati Arsyad, ditunjuk sebagai Wakil Menteri Kehutanan. Dukungan Sulaiman kepada Prabowo terlihat sejak kampanye Pilpres 2024, di mana ia menjabat sebagai Ketua Tim Pemenangan Daerah (TKD) Prabowo-Gibran di Kalimantan Selatan. Terakhir, Dody Hanggodo, yang tercatat sebagai komisaris PT Senabangun Anekapertiwi (sebelum merger dengan PT Pradiksi Gunatama Tbk pada 2022), kini menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum. PT Pradiksi Gunatama Tbk. (PGUN) sendiri dikendalikan oleh entitas usaha milik anak Haji Isam, Jhony Saputra dan Liana Saputri.
Jejak politik Haji Isam memang tak hanya terlihat kali ini. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Bendahara Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin, dan Jokowi sendiri hadir saat peresmian pabrik gula milik Haji Isam di Bombana, Sulawesi Tenggara pada 2020.
Kisah sukses Haji Isam, dari seorang tukang ojek dan operator alat berat hingga menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia yang mendapat julukan "Crazy Rich Batulicin", sungguh inspiratif. Lahir di Batulicin, Kalimantan Selatan pada 1977, Haji Isam bukanlah putra daerah asli. Keluarganya berasal dari Bone, Sulawesi Selatan, dan ia memulai perjalanan bisnisnya dari bawah, sebagai sopir pengangkut kayu. Setelah belajar mengelola pertambangan dari Johan Maulana, Haji Isam mendirikan CV Jhonlin Baratama, yang kini berkembang menjadi PT Jhonlin Baratama, perusahaan tambang batu bara dengan omzet miliaran rupiah per bulan. Kekaisaran bisnisnya pun meluas ke sektor penerbangan (Jhonlin Air Transport), perkapalan (Jhonlin Marine), dan agrobisnis (Jhonlin Agromandiri), termasuk pabrik biodiesel senilai Rp 2 triliun yang dikelola Jhonlin Agri Raya. Bahkan, anak-anaknya yang masih muda pun telah menduduki posisi penting di perusahaan-perusahaan tersebut.










Tinggalkan komentar