Haluannews Ekonomi – Investor kawakan Michael Burry kembali membuat gebrakan di pasar modal. Melalui Scion Asset Management, Burry mengambil posisi bearish yang signifikan pada dua raksasa teknologi, Palantir Technologies Inc. (PLTR) dan NVIDIA Corp. (NVDA), dengan membeli jutaan put options. Langkah ini memicu spekulasi tentang pandangan Burry terhadap valuasi perusahaan-perusahaan yang terkait dengan kecerdasan buatan (AI).
Related Post
Strategi put options yang diambil Burry mengindikasikan ekspektasinya bahwa harga saham Palantir dan Nvidia akan mengalami penurunan. Nilai pasar posisi short pada Palantir mencapai US$912,1 juta, sementara pada Nvidia sebesar US$186,58 juta, berdasarkan data dari Whale Wisdom.
Burry juga mengisyaratkan kekhawatiran tentang potensi "gelembung AI" melalui unggahan di platform X. Ia menampilkan grafik yang membandingkan pertumbuhan segmen cloud dari Alphabet, Amazon, dan Microsoft, serta jejaring kerja sama AI antara Nvidia, OpenAI, Oracle, dan perusahaan teknologi besar lainnya. Grafik ketiga menyoroti belanja modal AI yang dinilai sejajar dengan pengeluaran teknologi pada masa gelembung dot-com 1999-2000.
Selain posisi short pada Palantir dan Nvidia, Scion Asset Management juga melakukan sejumlah perubahan signifikan dalam portofolionya. Perusahaan menambah kepemilikan saham di Lululemon Athletica Inc., Molina Healthcare Inc., dan SLM Corp. Burry juga membeli call options pada Halliburton Co. dan Pfizer Inc., yang menunjukkan ekspektasi kenaikan harga saham perusahaan-perusahaan tersebut.
Di sisi lain, Scion menutup posisinya di beberapa emiten besar seperti Estee Lauder Companies Inc., Regeneron Pharmaceuticals Inc., MercadoLibre Inc., dan UnitedHealth Group Inc. Langkah ini mencerminkan rotasi strategi investasi Burry dalam menghadapi volatilitas pasar global yang meningkat pasca potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Aksi ini menjadi sorotan pelaku pasar, mengingat rekam jejak Burry yang berhasil memprediksi krisis keuangan 2008.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar