BMRI Melejit 6,6%! Ini Rahasia Bank Mandiri Pikat Investor Asing

BMRI Melejit 6,6%! Ini Rahasia Bank Mandiri Pikat Investor Asing

Haluannews Ekonomi – Jakarta – Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi sorotan utama di lantai bursa pekan ini. Investor asing tercatat agresif memborong saham bank berlogo pita emas ini, mendorong harganya melesat signifikan dan menjadi primadona di tengah gejolak pasar.

COLLABMEDIANET

Data yang dihimpun Haluannews.id menunjukkan, pada periode 15-17 Desember 2025, BMRI mencatat net buy asing yang masif, mencapai Rp 328,9 miliar di pasar reguler. Sebanyak 974 juta saham BMRI diserap oleh investor global dengan rata-rata harga pembelian Rp 4.975,2. Angka ini menempatkan BMRI sebagai saham dengan net buy asing terbesar di pasar reguler selama periode tersebut. Momentum pembelian terus berlanjut, bahkan pada sesi 1 perdagangan Kamis (18/12/2025), net buy asing untuk BMRI kembali melonjak hingga Rp 278,7 miliar.

BMRI Melejit 6,6%! Ini Rahasia Bank Mandiri Pikat Investor Asing
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Akumulasi pembelian oleh investor asing ini berhasil mendorong harga saham BMRI parkir di level Rp 5.150 pada penutupan perdagangan Kamis (18/12/2025). Dengan demikian, saham BMRI telah menguat impresif sebesar 6,63% sejak awal pekan, menunjukkan kepercayaan pasar yang tinggi terhadap prospek bank pelat merah ini.

Kinerja impresif BMRI di bursa tak lepas dari fundamental perusahaan yang solid. Bank Mandiri melaporkan laba bersih (bank only) yang tumbuh 28,7% secara bulanan (mtm) per November 2025. Peningkatan signifikan ini didorong oleh kombinasi penurunan beban bunga dan pertumbuhan pendapatan bunga yang stabil.

Secara rinci, pendapatan bunga Bank Mandiri tumbuh 9,5% secara tahunan (yoy) per November 2025. Sementara itu, beban bunga tercatat Rp 3,6 triliun dan menunjukkan tren melandai sejak kuartal II. Secara kuartalan (QoQ), beban bunga turun 1,7% hingga kuartal III 2025 dan diperkirakan akan berlanjut positif di kuartal IV.

Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menjelaskan bahwa perkembangan ini mencerminkan kondisi likuiditas pasar yang semakin kondusif serta pengelolaan struktur pendanaan yang lebih efisien, seiring dengan meredanya kompetisi dana pihak ketiga. "Perbaikan biaya pendanaan memberikan ruang bagi kami untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas. Fokus kami tetap pada kualitas pendanaan dan pengelolaan likuiditas yang prudent," ujarnya, mengutip keterangan resmi Haluannews.id, Kamis (18/12/2025).

Selain itu, akselerasi kinerja juga terlihat pada pendapatan non-bunga. Per November 2025, pendapatan non-bunga tumbuh 12,1% yoy, lebih tinggi dibandingkan capaian dua bulan sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan transaksi digital serta optimalisasi solusi keuangan berbasis kebutuhan nasabah.

"Kontribusi transaksi digital yang bersifat recurring terus meningkat dan menjadi pendorong utama fee based income, dengan pertumbuhan sekitar 14% secara tahunan, terutama didukung oleh fee Livin’ by Mandiri yang tumbuh mencapai 19,8% year on year. Di sisi lain, solusi treasury mencatat pertumbuhan sekitar 55% secara tahunan yang terutama didorong oleh fee dari peningkatan aktivitas trading & client services," tambah Novita, menegaskan diversifikasi sumber pendapatan Bank Mandiri yang semakin kuat.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar