Haluannews Ekonomi – Pasar modal Indonesia tengah dihantui aksi jual bersih (net sell) investor asing, terutama pada saham-saham perbankan berkapitalisasi besar (big caps). Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto, mengungkapkan bahwa penguatan saham sektor ini sebelumnya didorong oleh pertumbuhan laba bersih dan valuasi harga saham yang menarik. Namun, saat ini, tekanan pada laba bersih bank-bank besar membuat investor asing kurang berminat.
Related Post
Kondisi serupa juga terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), di mana terjadi arus keluar (outflow) dana asing. Investor institusi lokal menjadi penopang utama dengan masuk ke obligasi pemerintah. Tekanan ini turut melemahkan nilai tukar Rupiah, memaksa Bank Indonesia (BI) untuk menggunakan cadangan devisa dalam menjaga stabilitas mata uang.
Menghadapi tantangan pasar yang kompleks ini, Panin AM menerapkan sejumlah strategi investasi. Pada Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income), mereka mengambil posisi jangka panjang. Ketika imbal hasil (yield) obligasi turun di bawah 6%, aksi ambil untung (profit taking) dilakukan. Sementara itu, untuk investasi saham, pendekatan konservatif tetap diutamakan, dengan fokus pada valuasi yang menarik.
Lantas, bagaimana prospek saham, SBN, dan reksa dana di tengah pelemahan Rupiah dan sentimen pasar global yang dinamis? Investor perlu mencermati perkembangan pasar dan menyesuaikan strategi investasi dengan bijak.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar