Haluannews Ekonomi – Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto memasang target ambisius: pertumbuhan ekonomi 8% dalam lima tahun mendatang. Hal ini disampaikan Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, yang menunjuk sektor maritim sebagai salah satu penggerak utama pencapaian target tersebut. Strategi kompetitif menjadi kunci untuk merealisasikan potensi sektor ini.
Related Post
Pasaribu menekankan peran krusial pengelolaan logistik dan rantai pasok dalam memaksimalkan kontribusi sektor maritim. Sebagai negara kepulauan, Indonesia membutuhkan akses logistik yang efisien, murah, dan mudah dijangkau. "Mengelola logistik dan rantai pasokan adalah kunci sukses investasi di negara kita dan merealisasikan Indonesia Emas 2045," tegasnya dalam acara Indonesia Maritim Week 2025 di Jakarta, Senin (26/5).
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%, pemerintah membutuhkan suntikan investasi masif. Proyeksi investasi selama lima tahun pertama mencapai US$ 850 miliar, dengan pertumbuhan rata-rata 15,67% per tahun. Target investasi tahunan pun dicanangkan, mencapai Rp 1.900 triliun pada 2025.
Pemerintah telah mengidentifikasi sejumlah sektor investasi prioritas, termasuk energi terbarukan, hilirisasi, kelautan dan perikanan, ketahanan pangan, industri semi konduktor, industri digital, ekspor manufaktur, kesehatan, IKN, dan pendidikan vokasional. Sektor kelautan dan perikanan sendiri ditargetkan menarik investasi sebesar US$ 15,3 miliar (2,5% dari total investasi) hingga 2040, dengan potensi peningkatan nilai pasar dari US$ 269 miliar menjadi US$ 419 miliar pada 2030.
Pasaribu optimistis, mengingat potensi besar industri maritim Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau dan garis pantai sepanjang 108.000 kilometer. Kontribusi sektor perikanan di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, mencapai hampir 50% dari nilai pasar global, dengan nilai mencapai US$ 332 miliar.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar