WMUU, Emiten Ayam Raksasa, Tersandung!

WMUU, Emiten Ayam Raksasa, Tersandung!

Haluannews Ekonomi – Guncangan menghadang PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU), emiten ayam yang baru empat tahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini digugat Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) oleh PT Sarana Steel Enginering dan PT Haida Agriculture Indonesia. Hal ini terungkap dalam keterbukaan informasi BEI pada 14 Mei 2025, dengan nomor perkara 12/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN Niaga Jkt. Pst di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Salinan putusan PKPU diterima WMUU pada 2 Mei 2025.

COLLABMEDIANET

Meskipun demikian, Haluannews.id mendapatkan informasi bahwa Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah mengesahkan Perjanjian Perdamaian (Homologasi) antara WMUU dan para krediturnya. WMUU menyatakan akan fokus memperbaiki kinerja operasional, efisiensi, dan strategi pertumbuhan jangka panjang untuk meningkatkan pendapatan.

WMUU, Emiten Ayam Raksasa, Tersandung!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Data yang terungkap menunjukkan total tagihan kreditor separatis mencapai Rp 732,2 miliar (Rp 653,34 miliar dari yang hadir dan Rp 78,86 miliar dari yang tidak hadir), sementara kreditor konkuren mencapai Rp 607,48 miliar (Rp 565,88 miliar dari yang hadir dan Rp 41,6 miliar dari yang tidak hadir). Enam bank tercatat sebagai kreditor separatis, dan 36 perusahaan sebagai kreditor konkuren.

Ironisnya, WMUU yang melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2 Februari 2021 dengan raihan dana publik Rp 349 miliar, kini menghadapi masalah keuangan yang serius. Penjualan bersih perusahaan anjlok drastis. Pendapatan yang mencapai Rp 3,09 triliun pada 2021, merosot tajam menjadi hanya Rp 238,7 miliar per 30 September 2024, atau turun 92%. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan penjualan karkas ayam, yang berkontribusi signifikan terhadap pendapatan WMUU. Manajemen WMUU menuding keterbatasan modal kerja akibat fluktuasi harga karkas di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP) pada akhir 2022 sebagai penyebab kerugian selama tiga tahun terakhir. Hanya segmen penjualan telur yang menunjukkan peningkatan signifikan (580,6%), sementara segmen lainnya mengalami penurunan tajam. Keterbatasan kapasitas pemotongan Rumah Potong Ayam (RPA) sejak 2023 juga menjadi faktor penyebab. Kasus ini menjadi sorotan tajam bagi industri peternakan ayam di Indonesia dan menimbulkan pertanyaan besar tentang keberlanjutan bisnis WMUU ke depan.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar