Haluannews Ekonomi – Pemerintahan Presiden Prabowo menyiapkan paket stimulus jumbo untuk mendongkrak perekonomian nasional. Salah satu langkah strategisnya adalah penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun ke lima bank Himbara. Langkah ini diharapkan mampu menjadi katalis pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Related Post
Albert Z. Budiman, Chief Investment Officer UOB Asset Management Indonesia, menilai suntikan likuiditas ini akan memberikan dampak positif jangka pendek bagi sektor perbankan. "Ini seperti darah segar," ujarnya dalam wawancara di program Power Lunch Haluannews.id, Senin (15/9/2025). Dengan likuiditas yang lebih besar, perbankan diprediksi akan lebih agresif dalam menyalurkan kredit, yang pada akhirnya akan mendorong aktivitas ekonomi.

Namun, Budiman mengingatkan bahwa efektivitas stimulus ini sangat bergantung pada permintaan kredit. Stabilitas ekonomi, hukum, dan politik domestik menjadi faktor kunci penentu keberhasilan program ini. Jika iklim investasi kondusif, maka suntikan dana tersebut akan optimal dalam mendorong pertumbuhan. Sebaliknya, jika ketidakpastian masih tinggi, penyerapan kredit bisa terhambat.
Pertanyaan besarnya kini adalah: bagaimana dampak stimulus ini di akhir tahun 2025? Dan bagaimana pandangan perbankan terhadap kebijakan fiskal pemerintah ini secara keseluruhan? Hal ini menjadi perhatian utama para pelaku pasar dan pengamat ekonomi. Analisis lebih lanjut mengenai dampak jangka panjang stimulus ini dan prospek ekonomi Indonesia di penghujung tahun 2025 sangat dinantikan.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar