Haluannews Ekonomi – Serangan balasan Israel ke fasilitas nuklir Iran memicu gelombang ketakutan di pasar Asia-Pasifik, Jumat (13/6/2025). Pembukaan bursa saham di kawasan tersebut langsung diwarnai aksi jual besar-besaran, menciptakan suasana merah membara. Investor dibuat resah, harga minyak dunia pun langsung meroket tajam.
Related Post
Kontras dengan Wall Street yang ditutup menguat berkat data ekonomi AS yang positif, bursa Asia justru ambruk. Indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 1,28%, sementara Topix menyusul dengan penurunan 1,22%. Korea Selatan juga tak luput dari dampaknya, Kospi merosot 0,83% dan Kosdaq yang berkapitalisasi kecil jatuh lebih dalam hingga 1,82%. S&P/ASX 200 Australia relatif lebih stabil, namun tetap diperdagangkan datar.
Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong terpantau berada di level 24.178, sedikit di atas penutupan HSI sebelumnya di 24.035,38. Sementara itu, kontrak berjangka saham AS menunjukkan pergerakan turun, namun indeks acuan saham utama masih berada di zona hijau, menandakan potensi penutupan pekan dengan catatan positif.
Data harga produsen AS bulan Mei yang naik hanya 0,1% (lebih rendah dari ekspektasi 0,2%), bersama dengan laporan inflasi konsumen yang lebih rendah dari perkiraan di awal pekan, menjadi katalis positif bagi Wall Street. Hal ini turut menurunkan imbal hasil obligasi dan meningkatkan sentimen investor.
Sebagai informasi, ketiga indeks utama Wall Street, S&P 500, Nasdaq Composite, dan Dow Jones Industrial Average, berhasil ditutup lebih tinggi pada perdagangan sebelumnya. Kenaikan S&P 500, yang mencapai 0,38% dan ditutup di 6.045,26, didorong oleh kinerja Oracle yang positif dan mengangkat sektor teknologi. Nasdaq Composite naik 0,24% ke 19.662,48, sementara Dow Jones Industrial Average menguat 0,24% ke 42.967,62.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar