Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil keluar dari zona merah yang sempat menyentuh lebih dari 1% penurunan pada Kamis (8/5/2025) pukul 10.47 WIB. Penutupan sesi I menunjukkan IHSG terkoreksi 0,53% ke level 6.889,68. Meskipun 392 saham melemah, 232 saham menguat, dan 336 saham stagnan, nilai transaksi mencapai Rp 8,8 triliun dengan volume 25,27 miliar saham dalam 934 ribu transaksi.

Related Post
Sektor properti menjadi sorotan dengan penurunan terdalam mencapai 1,77%, diikuti sektor finansial (-0,84%) dan teknologi (-0,78%). Namun, pergerakan IHSG yang dramatis ini dipicu oleh lonjakan tajam saham BBTN. Saham emiten perbankan ini melesat 11,37% ke level 1.175, menyumbang 1,77 poin indeks dan menjadi penopang utama IHSG. Kenaikan BBTN ini terbilang anomali di tengah pelemahan sektor finansial.

Emiten tambang DSSA juga turut berkontribusi positif, naik 2% ke level 49.675 dan menyumbang 6,05 poin indeks. Sebaliknya, saham-saham bank jumbo seperti BBRI (-1,28%), BMRI, dan BBCA menjadi beban utama IHSG, masing-masing menyumbang -7,64 poin, -5,28 poin, dan -5,11 poin terhadap pelemahan indeks.
Pergerakan IHSG hari ini bertolak belakang dengan tren delapan hari perdagangan sebelumnya. Penurunan IHSG sejalan dengan keputusan The Fed yang menahan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya, setelah terakhir kali menurunkan suku bunga pada Desember 2024. Keputusan ini diambil di tengah ketidakpastian akibat kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump yang diumumkan pada 2 April 2025, dan diakui The Fed sebagai faktor yang meningkatkan risiko stabilitas harga dan ketenagakerjaan. Powell, dalam konferensi pers, menyatakan The Fed belum bisa bertindak pre-emptif karena masih membutuhkan data lebih lanjut.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar