Haluannews Ekonomi – Gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menjadi sorotan. Pasar non-deliverable forward (NDF) mencatat rupiah menyentuh level terendah sepanjang sejarah, menembus Rp 17.059/US$ pada Minggu (6/4/2025) pukul 08.10 WIB, menurut data Refinitiv. Angka ini jauh lebih lemah dibandingkan penutupan perdagangan reguler sebelum libur Lebaran, yakni Rp 16.555/US$. Potensi pelemahan signifikan di pekan depan pun mengintai.
Related Post
Perlu diingat, NDF merupakan instrumen perdagangan mata uang berjangka waktu tertentu dengan kurs acuan spesifik. Pasar NDF sendiri belum beroperasi di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan global seperti Singapura, Hong Kong, New York, dan London. Kendati demikian, pergerakan di pasar NDF kerap mempengaruhi sentimen dan harga di pasar spot.
Menariknya, sejumlah bank besar di Indonesia telah mencatatkan harga jual dolar AS yang mendekati angka psikologis Rp 17.000. Berikut data kurs jual dolar AS di beberapa bank per Minggu (6/4/2025):
BCA:
- E-Rate: Jual Rp 16.950
- TT Counter: Jual Rp 16.725
- Bank Notes: Jual Rp 16.705
Bank Mandiri:
- Special Rate: Jual Rp 16.610
- TT Counter: Jual Rp 16.650
- Bank Notes: Jual Rp 16.700
BNI:
- Special Rates: Jual Rp 16.995
- TT Counter: Jual Rp 16.995
- Bank Notes: Jual Rp 16.995
BRI:
- E-Rate: Jual Rp 16.940
- TT Counter: Jual Rp 16.940
CIMB Niaga:
- Indicative Rate: Jual Rp 16.567
PermataBank:
- Bank Notes: Jual Rp 16.995
UOB Indonesia:
- Bank: Jual Rp 16.767
Data di atas menunjukkan adanya disparitas harga jual antar bank dan jenis transaksi. Pergerakan rupiah yang signifikan ini tentunya perlu diwaspadai oleh pelaku pasar dan pemerintah. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan pelemahan rupiah dan langkah antisipatif yang perlu diambil.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar