Haluannews Ekonomi – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) ambles cukup dalam, mencapai 0,52% ke level Rp16.530/US$ pada Rabu (7/5/2025) pukul 10:24 WIB. Gejolak ini dipicu oleh konflik terbuka antara India dan Pakistan di Asia Selatan, yang menambah beban sentimen negatif di pasar keuangan domestik.

Related Post
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI), Erwin Gunawan Hutapea, dalam taklimat media di Jakarta, mengakui bahwa konflik geopolitik India-Pakistan memperburuk situasi. Tekanan terhadap rupiah sebenarnya sudah terjadi sejak awal tahun, terutama akibat perang dagang yang dipicu kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump. Hal ini mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan mengganggu aktivitas perdagangan internasional. Akibatnya, aliran modal asing (capital outflow) masih tercatat negatif, terutama di pasar saham Indonesia, yang semakin menekan rupiah.

"Outflow secara akumulasi sejak awal tahun memang masih negatif, terutama dipengaruhi outflow di pasar saham," tegas Erwin.
Insiden ledakan di Srinagar, Kashmir India, yang terjadi setelah India mengumumkan serangan terhadap Pakistan, semakin memperparah kondisi. Meskipun penyebab ledakan belum diketahui pasti, saksi mata melaporkan aktivitas pesawat tempur di wilayah tersebut. Serangan India ini merupakan tindakan militer paling signifikan sejak 2019, dan menambah ketegangan di wilayah yang sudah sangat termiliterisasi tersebut. India dan Pakistan sama-sama mengklaim Kashmir secara penuh, dan konflik berkepanjangan ini telah memicu tiga kali perang di masa lalu.
Ketidakpastian akibat konflik ini jelas menjadi sorotan baru bagi investor, menambah daftar kekhawatiran yang sudah ada sebelumnya. Dampaknya, rupiah pun semakin tertekan.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar