Reasuransi Bocor! Defisit Rp12,1 T, Rupiah Terancam?

Reasuransi Bocor! Defisit Rp12,1 T, Rupiah Terancam?

Haluannews Ekonomi – Defisit neraca perdagangan reasuransi Indonesia mencapai angka mengkhawatirkan, yakni Rp12,10 triliun hingga pertengahan 2024. Ironisnya, sekitar 40% dari total premi reasuransi justru mengalir ke luar negeri, memicu kekhawatiran akan keberlanjutan industri keuangan nasional.

COLLABMEDIANET

Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu, menekankan peran vital reasuransi dalam menjaga stabilitas dan melindungi risiko di seluruh rantai industri keuangan. Menurutnya, reasuransi adalah kunci untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Reasuransi Bocor! Defisit Rp12,1 T, Rupiah Terancam?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Namun, Benny mengakui bahwa upaya hilirisasi sektor perasuransian terhambat oleh kapasitas reasuransi yang terbatas dan ketergantungan berlebihan pada reasuransi asing. Kondisi ini, lanjutnya, berkontribusi signifikan terhadap defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan berpotensi menggagalkan strategi hilirisasi ekonomi yang bertujuan untuk mencapai kemandirian nasional.

"Hilirisasi keuangan harus dimulai dari penguatan fondasi industri keuangan kita. Percuma memperkuat sektor hulu jika hilirnya bocor. Inilah yang menjadi perhatian utama terkait defisit neraca berjalan," tegas Benny dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (17/7/2025).

Sebagai respons terhadap tantangan ini, Indonesia Re akan menggelar Indonesia Re International Conference (IIC) 2025 pada 22 Juli 2025. Konferensi ini mengangkat tema "Empowering Downstream Growth in Financial Sector: Advancing the Insurance Industry through Strategic Collaboration" dan bertujuan untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam mengembangkan dan memperkuat perekonomian nasional melalui sektor perasuransian, khususnya reasuransi.

"Di tengah ketidakpastian ekonomi global, perubahan iklim, dan tekanan geopolitik, IIC hadir sebagai platform strategis untuk menyatukan visi dan langkah para pemangku kepentingan sektor keuangan," jelas Benny.

IIC 2025 akan dibuka oleh sejumlah tokoh penting nasional dan menghadirkan empat sesi panel diskusi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan strategis, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), BPJS Kesehatan, Danantara Asset Management/Holding Operasional Danantara, BNI, CORE Indonesia, Guy Carpenter, AON, Korea Insurance Development Institute (KIDI), dan EY Indonesia. Diharapkan, konferensi ini dapat menghasilkan solusi konkret untuk mengatasi defisit neraca perdagangan reasuransi dan memperkuat industri keuangan nasional.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar