Haluannews Ekonomi – Anjloknya harga ayam dan oversupply yang tengah melanda peternak Indonesia mendesak adanya reformasi tata niaga. Komisaris Utama & Komisaris Independen PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD), Antoni J. Supit, dalam wawancara di program Power Lunch Haluannews.id (Senin, 23/06/2025), menyoroti peran "broker" perunggasan sebagai salah satu biang keladi masalah. Ia menekankan perlunya kolaborasi antara pengusaha dan peternak rakyat untuk mengatasi praktik ini.

Related Post
Sebagai solusi jangka pendek, Supit mendorong peternak untuk menjual produknya langsung ke pasar, mengurangi ketergantungan pada perantara yang seringkali menekan harga. Program pemerintah "Makan Gratis" pun dinilai sebagai potensi penyerap pasokan ayam berlebih, sehingga dapat menstabilkan harga di pasaran.

Namun, solusi jangka panjang, menurut Supit, terletak pada pembelajaran dari sistem perunggasan Thailand. Negara Gajah Putih tersebut telah berhasil mengelola sektor perunggasannya dengan efektif, bahkan mampu mengekspor produknya ke luar negeri. Indonesia, menurutnya, bisa mencontoh keberhasilan Thailand untuk mengatasi masalah oversupply dan fluktuasi harga ayam yang merugikan peternak. Dengan meniru strategi Thailand, Indonesia berpotensi meningkatkan daya saing dan kesejahteraan peternak ayam.
Strategi ini, jika diadopsi dengan tepat, diharapkan dapat memberikan solusi berkelanjutan bagi industri perunggasan Indonesia, menciptakan pasar yang lebih adil dan menguntungkan bagi semua pihak, mulai dari peternak hingga konsumen.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar