Haluannews Ekonomi – Beredar kabar mengejutkan terkait mundurnya Ray Dalio dari jabatannya sebagai penasihat Badan Pengelola Indonesia Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Namun, dalam pernyataan resmi bersama Danantara, Rabu (4/6), Dalio membantah kabar tersebut. Miliarder global ini menegaskan komitmennya untuk tetap menjadi penasihat informal bagi pimpinan Danantara dan Presiden Prabowo Subianto.

Related Post
Dalio menekankan bahwa keterlibatannya bersifat sukarela dan tanpa bayaran. "Saya tetap menjadi pendukung setia misi Danantara Indonesia," ujarnya. Ia menambahkan bahwa bentuk dan intensitas keterlibatannya sebagai penasihat tetap sama seperti sebelumnya. Manajemen Danantara pun menyatakan penghormatan dan apresiasi atas kontribusi Dalio selama lebih dari setahun terakhir. Masukan dan bimbingan strategisnya dinilai sangat bermanfaat dalam membentuk arah Danantara sebagai pengelola investasi negara yang fokus pada sektor strategis untuk pembangunan jangka panjang.

Sebelumnya, CEO Danantara, Rosan P. Roeslani, juga telah membantah kabar tersebut pada Rabu (28/5) di Kompleks Istana Negara. Ia bahkan menyebut baru saja melakukan pertemuan virtual dengan tim Dalio.
Sebagai informasi, Dalio resmi ditunjuk sebagai penasihat BPI Danantara pada 24 Maret 2025. Presiden Prabowo Subianto sendiri yang mengusung nama Dalio, mengingat pengalaman panjangnya di dunia keuangan dan investasi global, serta interaksi luasnya dengan berbagai sovereign wealth fund (SWF) di dunia. Forbes mencatat kekayaan bersih Dalio mencapai US$ 14 miliar atau sekitar Rp 228 triliun (kurs saat berita ditulis), menempatkannya di posisi 171 orang terkaya di dunia.
Kejelasan pernyataan Dalio ini diharapkan dapat meredakan spekulasi dan memastikan kelanjutan kerjasama strategis antara Danantara dan salah satu investor global ternama tersebut. Kontribusi Dalio bagi pengembangan Danantara sebagai lembaga pengelola investasi negara tetap dinantikan.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar