Haluannews Ekonomi – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah merancang strategi untuk menghapus keberadaan Kelompok Bank Bermodal Inti (KBMI) I, yaitu bank dengan modal inti antara Rp3 triliun hingga Rp6 triliun. Langkah ini diambil sebagai upaya memperkuat fondasi dan daya tahan sektor perbankan nasional, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Related Post
OJK memandang bahwa penguatan fundamental dan konsolidasi bank-bank kecil menjadi agenda strategis yang harus ditempuh secara terarah dan hati-hati. Pertimbangan ini semakin mendesak mengingat pesatnya perkembangan teknologi informasi, akselerasi digitalisasi perbankan, ketidakpastian ekonomi global, serta meningkatnya risiko serangan siber yang mengintai.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa pendekatan yang diambil saat ini masih bersifat persuasif. OJK membuka peluang pemberian insentif bagi bank-bank KBMI I yang bersedia melakukan konsolidasi untuk naik kelas ke KBMI II.
"Saat ini sifatnya imbauan secara persuasi, oleh karena itu tentu kita lihat perkembangannya ke depan apakah ini tentu perlu dikeluarkan aturan yang lebih jelas apakah itu nanti dalam bentuk POJK atau lainnya," ujar Dian saat Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bersama (RDKB), Jumat (7/11/2025).
OJK mendorong bank-bank KBMI I untuk lebih peka terhadap perkembangan ekonomi makro dan mikro, serta kondisi internal masing-masing bank. Dian menambahkan bahwa pihaknya memberikan waktu yang cukup bagi bank-bank kecil untuk meningkatkan modal atau melakukan konsolidasi dengan baik.
"Sehingga ini tentu ya critical-nya itu mungkin ini adalah bagian yang sangat penting buat teman-teman di perbankan tentu di KBMI 1 itu, PSP (pemegang saham pengendali) maupun pemegang saham itu untuk tidak semata-mata memikirkan survivalnya bank-nya," tukas Dian.
OJK berharap bank-bank kecil dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap sistem perbankan yang kuat di masa depan. Konsolidasi diharapkan dapat menciptakan bank yang lebih besar, kuat, dan mampu bersaing di era digital.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar