Libur Panjang Bikin IHSG Ambrol! Investor Panik?

Libur Panjang Bikin IHSG Ambrol! Investor Panik?

Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Kamis (8/5/2025) dengan penurunan cukup signifikan, ambrol 98,48 poin atau 1,42% ke level 6.827,75. Penurunan ini terjadi menjelang libur panjang awal pekan depan, mengakhiri reli panjang yang sebelumnya terjadi. Data Haluannews.id mencatat sebanyak 393 saham melemah, 228 saham menguat, dan 184 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 14,45 triliun dengan volume 38,02 miliar saham dalam 1,61 juta kali transaksi.

COLLABMEDIANET

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menilai aksi profit taking oleh investor menjelang libur panjang menjadi salah satu penyebab koreksi IHSG. Meskipun demikian, ia juga menyoroti penurunan cadangan devisa, yang diakibatkan oleh pembayaran utang luar negeri dan intervensi rupiah. "Kawasan Asia rata-rata menghijau, jadi sentimennya masih positif," ujar Demus. Ia menambahkan bahwa kenaikan IHSG lebih dari 13% dalam sebulan terakhir membutuhkan koreksi sehat untuk mendorong penguatan selanjutnya.

Libur Panjang Bikin IHSG Ambrol! Investor Panik?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Pandangan senada disampaikan Nafan Aji Gusta, ekonom sekaligus Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas. Ia melihat IHSG secara teknikal sudah berada dalam kondisi extremely overbought. "Koreksi hari ini wajar," katanya. Ia juga menyinggung pengaruh sentimen global pasca pengumuman suku bunga acuan The Fed di level 4,5%, serta pernyataan Powell terkait dinamika perundingan perdagangan. Perang dagang yang belum usai juga turut menekan bursa Indonesia. Kegagalan mencapai solusi komprehensif dalam perundingan perdagangan berpotensi menimbulkan fragmentasi perdagangan dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

Kesimpulannya, koreksi IHSG kali ini merupakan perpaduan faktor domestik dan global. Aksi profit taking menjelang libur panjang menjadi pemicu utama, sementara sentimen global dan kondisi teknikal turut memperkuat tekanan jual.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar