Haluannews Ekonomi – PT PAM Mineral Tbk. (NICL), emiten tambang nikel, menorehkan prestasi gemilang di kuartal pertama 2025. Laba tahun berjalan mereka melesat 1.473,69% secara tahunan (yoy) menjadi Rp193,13 miliar, jauh melampaui capaian tahun sebelumnya yang hanya Rp12,27 miliar. Kenaikan fantastis ini tentu menarik perhatian pelaku pasar dan memicu pertanyaan: apa rahasia di balik kesuksesan NICL?
Related Post
Haluannews.id mencatat, penjualan NICL juga mengalami pertumbuhan signifikan, mencapai Rp543,91 miliar atau naik 365,68% yoy. Lonjakan ini didorong oleh peningkatan volume penjualan nikel yang mencapai 995.834 wmt, meningkat 346,98% dari 222.791 wmt pada periode yang sama tahun lalu. Kinerja keuangan yang prima ini juga tercermin dari laba kotor yang meningkat 574,06% yoy menjadi Rp291,81 miliar, dan laba usaha yang melonjak 1.187,34% yoy menjadi Rp251,9 miliar.
Total aset NICL juga tumbuh sebesar 20,77% menjadi Rp1,26 triliun, sementara total ekuitas meningkat dari Rp878,18 miliar menjadi Rp1,07 triliun. Meskipun harga nikel diproyeksikan fluktuatif sepanjang tahun 2025 akibat perang dagang AS-China dan potensi kelebihan pasokan, NICL tetap optimistis. Hal ini didukung oleh kebijakan Kementerian ESDM yang mempertahankan kuota bijih nikel, sebuah kabar baik bagi industri nikel dalam negeri.
Meski demikian, pemberlakuan PP No 19/2025 tentang Tarif Royalti Minerba berpotensi memengaruhi kinerja NICL dan seluruh penambang nikel. Sebagai strategi, NICL fokus pada efisiensi produksi untuk menjaga margin optimal. Selain itu, perusahaan berkomitmen pada pengembangan sumber daya dan penambahan cadangan tambang, peningkatan produksi, penerapan prinsip ESG dan GCG, pembaharuan FS dan Addendum AMDAL, peningkatan mutu (QA/QC), pengembangan sistem digitalisasi, serta penyelesaian proses akuisisi. Langkah-langkah strategis ini diharapkan mampu mempertahankan kinerja positif NICL di tengah dinamika pasar yang menantang.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar