Haluannews Ekonomi – Penulis buku terlaris Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, melontarkan prediksi kontroversial: perang saudara di Amerika Serikat (AS) sudah dimulai. Pernyataan berani ini disampaikannya melalui media sosial X pada 9 Juni lalu, menimbulkan gelombang diskusi di kalangan investor dan ekonom. Kiyosaki mengaitkan prediksinya dengan meningkatnya kekerasan dan runtuhnya sistem keuangan AS.

Related Post
"Serangan ICE di Los Angeles memicu kekerasan massal. Saya yakin kita dan dunia akan menghadapi musim panas yang panjang, panas, dan penuh kekerasan," cuit Kiyosaki. Ia menghubungkan situasi ini dengan teori The Fourth Turning, yang meramalkan siklus krisis dan transformasi besar setiap 80 tahun. Menurutnya, AS tengah berada di puncak siklus tersebut, setelah melewati Depresi Besar/Perang Dunia II, Perang Saudara, dan Revolusi Amerika.

Baginya, inti permasalahan terletak pada ekonomi, khususnya runtuhnya kepercayaan terhadap mata uang fiat. Kiyosaki menuding bank sentral dan kebijakan inflasi sebagai biang keladi, menyebutnya sebagai "pencurian yang dilegalkan." "Para bankir mencuri kekayaan rakyat melalui uang palsu yang mereka cetak," tegasnya.
Namun, Kiyosaki melihat secercah harapan. Ia memprediksi era dominasi bankir korup akan segera berakhir, digantikan oleh aset yang lebih "sehat": emas, perak, dan Bitcoin (BTC). "Emas dan perak adalah ‘uang Tuhan,’ Bitcoin adalah ‘uang rakyat’," serunya, menganjurkan masyarakat untuk menyimpan ketiga aset tersebut sebagai perlindungan.
Peringatan Kiyosaki bukan sekadar analisis ekonomi, melainkan juga panggilan untuk perjuangan eksistensial. Ia terus memperingatkan tentang jatuhnya dolar AS, bahaya inflasi, dan mendesak masyarakat untuk meninggalkan "uang palsu" demi mengamankan aset mereka. Pernyataan ini tentu saja menimbulkan perdebatan dan perlu dikaji lebih lanjut oleh para ahli ekonomi.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar