Haluannews Ekonomi – Dilema memilih antara asuransi tradisional dan unitlink kerap membayangi calon nasabah. Asuransi tradisional fokus pada proteksi, sementara unitlink menawarkan kombinasi proteksi dan investasi. Namun, di tengah fluktuasi IHSG, mana yang lebih menguntungkan?
Related Post
Appointed Actuary PertaLife Insurance, Joko Suwaryo, menekankan pentingnya pemahaman nasabah. Ia menyoroti kecenderungan agen asuransi yang lebih menonjolkan potensi keuntungan unitlink, seperti membeli rumah atau mobil dalam jangka waktu tertentu, tanpa menjelaskan risiko yang melekat. "Sebelum membeli, pahami risikonya. Misalnya, jika saham PAYDI (Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi) turun, uang yang tadinya Rp 100 juta bisa berkurang. Risiko penurunan ini bukan ditanggung asuransi, melainkan pemegang polis," jelas Joko usai pemaparan media di Jakarta, Senin (21/4/2025).
Kejujuran agen dalam menjelaskan fluktuasi pasar saham yang inherent pada unitlink juga menjadi sorotan. Joko menambahkan, "Untuk segmen menengah ke bawah, asuransi tradisional lebih disarankan. Namun, segmen menengah ke atas yang memahami risiko, bisa mempertimbangkan unitlink."
Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan dominasi asuransi tradisional pada 2024. Pendapatan premi total mencapai Rp 185,39 triliun, naik 4,3% year-on-year. Asuransi tradisional berkontribusi 59,5% (Rp 110,36 triliun) dengan pertumbuhan 18,7%, sementara unitlink menyumbang 40,5% sisanya. Data ini memberikan gambaran menarik tentang pilihan pasar. Pertimbangan matang dan pemahaman risiko menjadi kunci utama dalam menentukan pilihan asuransi yang tepat.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar