Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Rabu (25/6/2025) dengan kinerja impresif, melesat 0,58% atau 39,75 poin ke level 6.908,92. Fenomena ini diiringi lonjakan kapitalisasi pasar menjadi Rp 12.134 triliun, dengan nilai transaksi awal mencapai Rp 214 miliar yang melibatkan 265 juta saham dalam 14.193 kali transaksi. Sebanyak 221 saham menghijau, sementara 41 saham memerah, dan 220 saham stagnan.

Related Post
Penguatan IHSG tak lepas dari meredanya gejolak global pasca pengumuman gencatan senjata antara Iran dan Israel oleh Presiden AS, Donald Trump. Sentimen positif ini menular ke bursa global, termasuk AS dan Eropa, dan memberikan suntikan optimisme bagi pasar keuangan Indonesia. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Wakil Ketua The Fed, Michelle Bowman, yang membuka peluang penurunan suku bunga mulai Juli 2025 jika inflasi tetap terkendali. Kebijakan ini dinilai krusial untuk menjaga stabilitas ekonomi dan pasar kerja AS.

Namun, di balik euforia tersebut, pelaku pasar tetap waspada terhadap potensi volatilitas. Sikap hawkish Ketua The Fed, Jerome Powell, yang belum siap memangkas suku bunga, masih menjadi bayang-bayang. Powell menekankan perlunya menunggu kepastian dampak ekonomi dari kebijakan tarif yang direncanakan Presiden Trump sebelum mempertimbangkan penyesuaian kebijakan moneter.
Ironisnya, euforia gencatan senjata berumur pendek. Trump mengungkapkan kekecewaannya atas dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Israel dan Iran. Tuduhan serangan besar Israel ke Teheran memicu kekhawatiran baru. Pernyataan Trump yang keras ini berpotensi menggoyahkan pasar.
Di sisi lain, harga minyak mentah dunia ambruk hingga 6%, memperpanjang tren negatif selama tiga hari berturut-turut. Penurunan ini disebabkan oleh meredanya kekhawatiran gangguan pasokan minyak akibat gencatan senjata. IEA juga memastikan ketersediaan stok darurat yang cukup.
Indeks dolar AS melemah ke level terendah sejak Maret 2022, sementara imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun juga turun ke 4,29%. Pelemahan dolar AS ini berpotensi menguntungkan rupiah dan menekan yield Surat Utang Negara (SUN) Indonesia.
Meskipun IHSG dibuka menguat, perkembangan situasi geopolitik dan pernyataan-pernyataan kontroversial dari Presiden Trump perlu dipantau ketat. Volatilitas masih berpotensi terjadi.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar