IHSG Meroket! Saham Bank & BUMN Jadi Mesin Uang

IHSG Meroket! Saham Bank & BUMN Jadi Mesin Uang

Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan kinerja impresif pada perdagangan Kamis (15/5/2025). Pada penutupan sesi pertama, IHSG melesat 1,13% atau 79,06 poin, menembus level 7.058,94. Aktivitas perdagangan terbilang ramai dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,05 triliun, melibatkan 17,07 miliar saham dalam 854.975 kali transaksi. Dari 330 saham yang menguat, 247 saham melemah, dan 229 saham stagnan.

COLLABMEDIANET

Berdasarkan data Refinitiv, hampir seluruh sektor berada di zona hijau, kecuali sektor industri dan konsumer non-primer yang mengalami koreksi tipis. Sektor properti, finansial, dan energi memimpin penguatan, didorong oleh performa saham perbankan dan BUMN. Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), yang sebelumnya telah mencatatkan kenaikan signifikan, kembali menjadi bintang dengan lonjakan 4,16% dan berkontribusi 25,99 poin terhadap indeks. Bank Mandiri (BMRI) menyusul dengan kenaikan hampir 4%, menyumbang 17,61 poin. Telkom Indonesia (TLKM) juga ikut berkontribusi positif dengan kenaikan 2,70% dan tambahan 7,98 poin indeks. BBCA dan Bank Negara Indonesia (BBNI) melengkapi lima besar saham berkinerja terbaik, masing-masing memberikan kontribusi sekitar 5 poin.

IHSG Meroket! Saham Bank & BUMN Jadi Mesin Uang
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Sentimen positif di pasar keuangan domestik didorong oleh beberapa faktor, antara lain pertumbuhan penjualan ritel dan proyeksi perbaikan ekonomi AS—mitra dagang utama Indonesia. Investor juga menantikan data neraca perdagangan April 2025 dan pidato Ketua The Fed, Jerome Powell.

Menurut Hosianna Situmorang, ekonom Bank Danamon, meredanya ketegangan antara AS dan China, serta masuknya aliran dana asing yang signifikan, turut menopang penguatan IHSG. "Masih ada sentimen terkait Trump yang menjadi kekhawatiran, namun kinerja emiten tetap baik, ditambah dengan masuknya dana asing yang cukup besar kemarin, tercatat net buy di angka Rp 2,8 triliun," jelasnya.

Ahmad Mikail, ekonom dari Sucor Sekuritas, menambahkan bahwa perpindahan dana asing dari AS ke negara-negara lain, terutama aset keuangan Eropa dan Jepang, juga berkontribusi terhadap penguatan IHSG. Ia mencatat kenaikan Yield UST 10 tahun ke 4,5% dari rata-rata 4,0% di kuartal tiga tahun lalu sebagai indikator perpindahan dana tersebut.

Mikail menilai ekonomi Indonesia masih kuat dengan laba emiten-emiten besar yang masih tumbuh positif. Hal ini, dikombinasikan dengan valuasi yang dinilai murah pasca koreksi pada Februari-Maret, menarik minat investor asing kembali. Penurunan drastis imbal hasil SUN dan SRBI tahun ini, khususnya SBRI yang turun dari 7,4% ke 6,4%, juga mendorong arus keluar dari pasar surat uang menuju pasar saham.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar