Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan performa impresif dengan ditutup menguat hampir 1% di level 6.898. Fenomena ini ditandai dengan 333 saham yang menghijau, 268 saham melemah, dan 205 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 16,71 triliun, melibatkan 23,19 miliar saham dalam 1,25 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun ikut terdongkrak menjadi Rp 12.029,79 triliun.

Related Post
Haluannews.id mencatat, mayoritas sektor berada di zona hijau, dengan sektor energi memimpin kenaikan sebesar 2,93%, disusul sektor bahan baku (2,87%) dan konsumer non-primer (0,96%). Saham-saham tambang menjadi penggerak utama, dengan AMMN berkontribusi 15,02 poin indeks, BYAN 9,56 poin, DSSA 7,31 poin, dan ANTM 7,31 poin.

Sentimen positif ini muncul di tengah melonjaknya harga emas, dipicu antisipasi potensi resesi global pasca kontraksi ekonomi AS dan anjloknya harga minyak mentah dunia akibat peningkatan produksi OPEC+ dan melemahnya permintaan dari negara-negara besar. Emiten tambang emas pun ikut menikmati euforia ini. Bumi Resources Minerals (BRMS) melesat 5,88%, Merdeka Copper Gold (MDKA) naik 5,95%, dan Antam (ANTM) melonjak 8,52%. Emiten tambang dan perdagangan emas lainnya juga kompak menguat, termasuk PSAB (6,12%), UNTR (0,33%), dan HRTA (6,82%).
Penguatan ini memperpanjang reli IHSG yang telah menguat selama tujuh hari perdagangan beruntun, dan dalam 17 hari perdagangan terakhir hanya dua kali ditutup di zona merah. Dalam periode tersebut (17 hari perdagangan terakhir), sejak akhir perdagangan Rabu, 9 April 2025, IHSG telah melesat hingga 15,5%. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa secara historis, IHSG cenderung melemah di bulan Mei, kecuali pada tahun 2015 dan 2020.
Sentimen pasar pekan ini dipengaruhi oleh faktor domestik dan global. Data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2025 yang berada di bawah ekspektasi (4,87%, lebih rendah dari konsensus 4,94%) berpotensi menjadi sentimen negatif. Anjloknya harga minyak brent (1,7% ke US$ 60,23) dan WTI (1,9% ke US$ 57,13) juga turut memengaruhi. Investor juga menunggu hasil rapat FOMC The Fed yang akan menentukan arah kebijakan moneter AS.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar